SURYAMALANG.COM, GRESIK - Pabrik pemurnian logam mulia Smelter PT Freeport Indonesia menjadi percepatan hilirisasi nasional.
Hal ini disampaikan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas saat bertemu awak media usai peresmian, Senin (17/3/2025).
Pabrik pemurnian logam mulia ini diresmikan langsung Presiden Prabowo Subianto.
Dikatakannya fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) yang telah diresmikan oleh Presiden RI Prabowo Subianto mendukung percepatan program hilirisasi industri logam mulia nasional.
Fasilitas PMR percepat hilirisasi industri logam mulia menjadi bahan baku industri lanjutan.
"Menciptakan efek berganda yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Tony Wenas.
Baca juga: Produksi Pemurnian Logam Mulia di Smelter Freeport Gresik, Prabowo : Impian Puluhan Tahun Tercapai
Lebih lanjut fasilitas yang dibangun dengan biaya sekitar USD 630 juta atau setara Rp10 triliun ini menggunakan teknologi hydrometallurgy, proses ekstraksi dan pemurnian logam mulia secara efisien dan efektif.
"PMR PTFI menjadi fasilitas pemurnian lumpur anoda terbesar di dunia yang mengadopsi teknologi tersebut," katanya.
Dia menjelaskan, proses pemurnian PMR tersebut melibatkan lima tahap utama, yaitu slime handling (pengambilan lumpur anoda), chlorination (pelarutan logam dengan asam klorida), gold recovery (ekstraksi emas), gold reduction (perubahan fase emas menjadi bubuk murni), dan pencetakan emas murni menjadi batangan.
Pada produksi perdananya di 30 Desember 2024, lanjutnya, PMR berhasil menghasilkan emas dengan kemurnian 99,99 persen. Produksi emas diproyeksikan mencapai 50 ton per tahun dengan nilai Rp80 triliun.
Ia menambahkan, selain emas, PMR juga memproduksi perak berkadar 99,9 persen dengan berat 1.000 ons (setara 31,1 kilogram) per batang. Produk lainnya meliputi platinum, paladium, selenium, bismut, dan timbal yang dipasarkan secara domestik maupun ekspor.