SURYAMALANG.COM | SURABAYA - Aiptu LC, seorang pecatan polisi ternyata 4 kali merudapaksa mucikari wanita di ruang tahanan Polres Pacitan dari Maret hingga April 2025.
Korban merupakan mucikari wanita sekaligus tahanan berinisial PW (21).
Aiptu LC melakukan perbuatan tak terpuji itu di dalam area Rutan Mapolres Pacitan.
Aiptu LC melakukan itu di Ruang Berjemur Tahanan Wanita Rutan Mapolres Pacitan dalam kurun waktu pertengahan Maret hingga April, Rabu (2/4/2025).
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast mengatakan, tersangka Aiptu LC melakukan perbuatan pelecehan atau asusila terhadap PW.
Lalu, pada aksinya yang terakhir, pada Rabu (2/4/2025) Aiptu LC tak cuma melakukan perbuatan pelecehan, namun sempat melakukan rudapaksa korban.
"Tersangka LC melakukan pelecehan atau perbuatan cabul sebanyak 4 kali," kata Kombes Pol Jules Abraham Abast di Polda Jatim, Kamis (24/4/2025).
Baca juga: KECANTOL MUCIKARI, Aiptu LC Rudapaksa Tahanan Wanita 21 Tahun di Ruang Tahanan Polres Pacitan 3 Hari
"Dan terakhir, terjadi pencabulan hingga persetubuhan yang dilakukan di ruang berjemur wanita Rutan Mapolres Pacitan. Hal ini dilakukan tersangka LC pada sekitar Bulan Maret dan 2 April 2025," ujarnya.
Pecatan polisi yang sempat menjabat sebagai Pejabat Sementara (Ps) Kepala Satuan Tahanan dan Barang Bukti Mapolres Pacitan itu, telah resmi berstatus sebagai tersangka atas kasus kekerasan pada Senin (21/4/2025).
Penyidik Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim telah menetapkan LC sebagai tersangka karena melanggar melanggar Pasal 6 Huruf C UU No 12 Tahun 2022 Tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual, karena melecehkan Korban PW.
Lalu, status pemecatan dari institusi Polri, diterima LC setelah menjalani sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) di Ruang Sidang Bidang Propam Mapolda Jatim, pada Rabu (23/4/2025).
Baca juga: KRONOLOGI Pemilik Karaoke Rudapaksa Biduan Saat Job Nikahan, Dilaporkan ke Polres Jember
LC yang sebelumnya berpangkat Aipda itu, terbukti melanggar Pasal 13 Ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Kemudian, Pasal 5 Ayat 1 Huruf B dan C, Peraturan Pemerintah Negara Republik Indonesia No 7 Tahun 2022 Tentang Kode Etik Profesi (KEP) dan Komisi Kode Etik Polri (KKEP).
Lalu, Pasal 8 Huruf C Ayat 1, 2 dan 3 Peraturan kepolisian Negara Republik Indonesia No 7 Tahun 2022 Tentang Kode Etik Profesi dan KKEP.
Ada juga, Pasal 10 Ayat 1 Huruf D, Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia No 7 Tahun 2022 Tentang Kode Etik Profesi dan KKEP.
Serta, Pasal 13 Huruf F Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia No 7 Tahun 2022 Tentang KEP dan KKEP.
Baca juga: MATA AKBP Taat Resdi Berkaca-kaca Cerita Kekejaman Ustaz Tersangka Pencabulan 7 Santri Tulungagung
Namun, mengenai modus bujuk rayu ataupun motif tersangka LC melakukan perbuatan asusila dan rudapaksa terhadap Korban PW, sebanyak empat kali.
Abraham menegaskan, pendalaman mengenai hasil penyidikan kasus tersebut hanya dapat diungkapkan oleh pihak penyidik Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim, yang berwenang menangani materi kasus tindak pidana yang dilanggar Tersangka LC.
"Terkait penanganan pidana kekerasan seksual oleh LC dalam hal ini ditangani Ditreskrimum Jatim, mengenai motif lain soal tersangka akan disampaikan penyidik Ditreskrimum Polda Jatim," pungkasnya.
Sekadar diketahui, perbuatan merudapaksa korban diduga telah dilakukan tersangka LC yang sebelumnya disebut oknum Aiptu LC, terjadi saat, oknum Aiptu LC sedang menjabat sebagai Ps Kasat Tahti Mapolres Pacitan.
Korbannya wanita berinisial PW warga Jateng yang sedang menjalani masa penahanan karena terlibat kasus perdagangan manusia, bermodus menjadi muncikari yang menjual kemolekan tubuh anak di bawah umur kepada pria hidung belang di sebuah hotel kawasan Kabupaten Pacitan.
Kasus tersebut terbongkar karena pihak internal Sie Propam Polres Pacitan bersama Bidang Propam Polda Jatim melakukan penyelidikan secara cepat dan mendalam, setelah menerima laporan atas dugaan tindak pidana tersebut dari pihak korban.