Warga resah karena lokasi spa juga dekat lembaga sekolah.
Jam operasi panti pijat itu bahkan buka hingga dini hari.
Agus Heru, LPMK dari Kelurahan Tembok Dukuh yang berdekatan dengan 129 Spa meminta agar keberadaan spa ditinjau ulang.
"Kalau bisa jangan di situ. Meresahkan karena berada di perkampungan. Apalagi spa itu juga di depan sekolahan," kata Heru.
Suasana rapat makin tergambar nyata saat Komisi B menunjukkan fakta keberadaan 129 Spa di sosmed usaha ini.
Video dan gambar begitu vulgar dan tampak tidak senonoh.
Himawan Probo dari perwakilan manajemen 129 Spa tidak bisa berbuat banyak.
Dia berharap Surabaya memberikan lokasi khusus untuk usaha panti pijat seperti dirinya.
"Terkait vulgar dan diduga ada prostitusi, kami sikapi sebagai masukan kami untuk berbenah. Kami akan berubah," kata Himawan menyikapi tudingan Komisi B.
Himawan juga menyikapi sosmed yang vulgar, pihaknya akan memperbaiki.
Manajemen 129 Spa sudah menerapkan sesuai SOP.
Warga yang resah, pihaknya setelah ini juga akan selalu komunikasi dan melibatkan warga.
Sementara itu, perwakilan Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata yang hadir mengaku akan mempelajari dulu keberadaan spa.
"Kami akan bahas lebih jauh setelah ini," kata Kabid Pariwisata Farah Andita.