Joki UTBK

Sosok Joki UTBK Peraih Juara Olimpiade Matematika Dibayar Rp2 Juta, Mahasiswi Kedokteran Unhas

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SINDIKAT UTBK UNHAS - Polrestabes Makassar merilis sindikat joki UTBK SBMPTN Unhas menghadirkan enam pelaku di Mapolrestabes Makassar, Jl Ahmad Yani, Kecamatan Wajo, Kota Makassar, Rabu (7/5/2025). Salah satu sindikat joki pada Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) adalah peraih Juara Olimpiade Matematika.

Pihak Unhas tidak akan menoleransi praktik yang merugikan integritas akademik.

Tarif Pakai Joki

Menurut informasi, tarif untuk lulus dari Fakultas Kedokteran Unhas melalui sindikat joki ini tarifnya mencapai Rp 200 juta.

Meskipun CAI dan kawan-kawan belum menerima bayaran tersebut, Kapolrestabes Makassar menyebutkan mereka sudah dalam proses negosiasi sebelum ditangkap.

"Kalau inisialnya CAI ini dia joki yang menggantikan salah satu peserta," jelas Arya.

Baca juga: UIN Malang Menerima 1571 Pendaftar UTBK SNBT, Kedokteran dan Farmasi Paling Banyak Peminatnya

Praktik joki seperti ini bukan hanya merugikan integritas pendidikan, tetapi juga menyebabkan dampak jangka panjang bagi pelaku, termasuk sanksi akademik yang berat.

Upah tinggi yang menjanjikan menjadi daya tarik bagi beberapa individu, tetapi risiko yang dihadapi sama sekali tidak sebanding.

Integritas akademik adalah hal yang perlu dijaga untuk masa depan pendidikan yang lebih baik.

Pendapat Pengamat

Praktik joki UTBK-SBMPTN tidak hanya terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan.

Kasus-kasus serupa terjadi juga di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Sumatera Utara (USU).

Bahkan di USU, joki menggunakan kacamata berkamera dan menggunakan dokumen palsu.

Menyikapi hal tersebut, Pakar Keamanan Siber, Alfons Tanujaya mengatakan sebenarnya sistem IT pelaksanaan UTBK-SBMPTN sudah baik, hanya saja kontrolnya yang bermasalah.

"Ini masalah manusia dan kontrol bukan masalah sistem," ujarnya, Kamis (8/5/2025).

Baca juga: UIN Malang Menerima 1571 Pendaftar UTBK SNBT, Kedokteran dan Farmasi Paling Banyak Peminatnya

Alfons menduga adanya praktik perjokian tersebut melibatkan orang dalam sebab dari pola-pola operasi secara IT yang dilakukan seperti menanamkan aplikasi di komputer peserta UTBK, lalu menggunakan remote control tidak bisa dilakukan oleh seorang hacker.

"Ini mah kaya pengkhianat saja merusak dari dalam bukan hacker ini. Nggak berkelas tapi seolah nge-hack," ujar Alfons.

"Mau sistem sebaik apapun kalau ada tikus di dalam ya akan dijebol dari dalam," tambahnya.

Halaman
123

Berita Terkini