SURYAMALANG.COM , SURABAYA — Dosen Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) berhasil mengembangkan inovasi alat penanam padi berbasis teknologi modern yang dinamai Robotani Planter.
Menariknya, pengembangan Robotani Planter turut melibatkan berbagai pihak, termasuk tiga mahasiswa asal Prancis dan siswa SMK Negeri 1 Jenangan Ponorogo.
Dr. Eng. Indra Adji Sulistijono, ST., M.Eng., Ketua Kelompok Riset Intelligent Mechatronics and Robotics PENS menjelaskan bahwa pengembangan alat ini telah melalui serangkaian perubahan desain, baik dari sisi mekanisme maupun varian bentuk.
“Meski ide dan gagasan pengembangan alat ini murni berasal dari tim kami, dalam implementasinya kami melibatkan banyak pihak. Beberapa komponen bahkan diproduksi langsung di SMKN 1 Jenangan bersama para siswa dan guru di sana,” ungkapnya, Jumat (15/5/2025).
Tiga mahasiswa Prancis yang terlibat adalah Arthur Leduc, Noam Yanis Adda, dan Odin Antonio Jean Claude De Vito dari University Polytechnic Hauts-De-France.
Mereka saat ini tengah menempuh 30 SKS perkuliahan di PENS dalam rangka program pertukaran pelajar, dan akan ikut menyusun Detail Engineering Design (DED) untuk alat ini.
Partisipasi mahasiswa internasional ini, menurut Indra, adalah bagian dari komitmen PENS untuk menciptakan lingkungan akademik yang inklusif, kompetitif, dan berstandar global.
“Kami ingin kampus ini berdampak nyata bagi masyarakat. Kolaborasi ini menjadi langkah konkret mewujudkan visi tersebut,” ujarnya.
Robotani Planter dirancang dalam tiga varian, yaitu manual, baterai, dan berbahan bakar minyak.
Masing-masing disesuaikan dengan kondisi geografis lahan pertanian di Indonesia.
Varian manual memiliki ukuran lebih kecil dan ringan, cocok digunakan di lahan sempit seperti di daerah dataran tinggi.
Sementara varian baterai dilengkapi sistem kontrol nirkabel dan didesain untuk lahan dengan kontur datar.
Adapun varian berbahan bakar minyak ditujukan untuk lahan luas dan medan berat, dengan fokus pada kekuatan dan daya jelajah.
“Cerita di balik pengembangan ketiga varian ini cukup panjang. Karena lokasi penelitian kami berada di Pudak, Ponorogo, kami harus menyesuaikan dengan kebutuhan petani setempat serta kondisi kontur tanah di sana,” kata Indra.
Komponen utama alat ini meliputi garpu penanam, sistem kelistrikan, dan struktur komputasi yang memungkinkan sistem penggerak bekerja secara optimal.