SURYAMALANG.COM – Serangan 6 pesawat siluman Amerika telah menjatuhkan 12 bom GBU-57A/B ke 3 fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/6/2025).
Namun, serangan enam pesawat siluman Amerika jenis B‑2 Spirit Stealth Bomber itu gagal menghancurkan material uranium untuk nuklir Iran.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menggelar jumpa pers seusai enam pesawat andalannya itu berhasil menjatuhkan bom ke situs nuklir Fordow Natanz dan Isfahan.
Donald Trump mengumumkan bahwa keberhasilan militernya yang spektakuler sukses menghancurkan tiga situs nuklir utama Iran.
Hanya saja, Amerika dan Israel bisa kecele alias gigit jari lantaran International Atomic Energy Agency (IAEA) dan Iran menegaskan tidak ada radiasi alias situs nuklir Iran aman.
"Sekalipun situs nuklir dihancurkan, permainan belum berakhir, material yang diperkaya, pengetahuan masyarakat adat, dan kemauan politik tetap ada," cuit Ali Shamkhani, penasihat Keamanan Iran di platform X dilansir dari Barrons.
Seolah membenarkan Ali Shamkhani, Kepala International IAEA Rafael Grossi menegaskan serangan bom Amerika di fasilitas nuklir Iran hampir tidak merusak bangunan material nuklir.
Menurutnya, hanya sedikit material nuklir yang terdampak dalam serangan tersebut.
Namun, tidak ada peningkatan radiasi yang terdeteksi di luar area kompleks nuklir.
Grossi memperkirakan kontaminasi radiologis dan kimia kemungkinan hanya terjadi di dalam Natanz, tetapi tingkat radiasi di luar kompleks tetap normal.
Kalaupun radiasi bocor dari salah satu lokasi, para ahli memprediksi jumlahnya tidak akan menimbulkan risiko bagi orang-orang di dekat fasilitas tersebut atau di wilayah yang lebih luas.
Baca juga: Kalian Mulai, Kami Akhiri Inilah 6 Pangkalan Militer Amerika di Timur Tengah Jadi Target Iran
"Sampai saat ini, kami tidak memperkirakan akan ada konsekuensi kesehatan bagi orang-orang atau lingkungan di luar lokasi yang menjadi sasaran," kata Grossi
"Kami akan terus memantau dan menilai situasi di Iran," tambahnya.
Sampai saat ini, Iran belum memiliki senjata nuklir secara resmi.
Akan tetapi, Iran sudah memiliki cukup bahan dan kemampuan teknis untuk mendekati pembuatan bom nuklir.