Juari meyakini, para pelaku mengenal dan mengetahui status Abu Yamin sebagai anggota TNI AL aktif.
Pasalnya, Abu Yamin sering berkumpul dengan para pedagang asongan dan juru panggil penumpang.
Dari kesaksian Juari, Abu Yamin sering berada di Terminal Arjosari selepas dinas.
Ketika sedang libur pun, korban juga sering datang ke terminal.
"Kalau sedang libur, ke sini ya pakai celana pendek begitu," papar Juari.
Baca juga: Dampak Aturan Ojol Dilarang Ambil Penumpang di Dalam Terminal Arjosari Malang, Ini Tanggapan Driver
Namun, Juari tidak mengetahui apa yang menjadi motif terjadinya pengeroyokan tersebut.
Dalam narasi yang berkembang di media sosial, Abu Yamin diduga dikeroyok karena mengingatkan Jupang (juru penumpang) untuk tidak melakukan pungli kepada kru bus.
Namun pelaku yang diingatkan tidak terima dan memanggil teman-temannya lantas melakukan pengeroyokan.
Menurut Juari, Abu Yamin sosok yang baik bahkan sering mentraktir minum kopi.
"Sering sekali beliaunya ke sini. Mengajak minum kopi, orangnya baik. Bahkan saya sering diingatkan untuk salat berjamaah," jelas Juari.
Baca juga: Titik Terlarang Ojol Jemput Penumpang di Luar Terminal Arjosari Malang, Revisi Aturan Penumpang Rugi
Saking dekatnya hubungan mereka, pedagang yang sudah 31 tahun berjualan di Terminal Arjosari itu memiliki nomor ponsel Abu Yamin.
"Ini loh nomornya beliau," kata Juari sambil menunjukan ponselnya.
Saat peristiwa terjadi, Juari tidak berada di lokasi. Malam itu, ia sedang libur bekerja.
Juari mengetahui keributan yang menimpa teman ngopinya dari status WhatsApp rekan-rekannya.
"Saat itu saya libur, tapi saya ke lokasi pukul 10 malam" terangnya.
"Saat itu sudah banyak petugas dari TNI dan Polri di lokasi. Sedangkan para pelaku sudah tidak ada," pungkas Juari.
(Suryamalang.com/Benni Indo/Kukuh Kurniawan/Kompas.com)
Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp