Sebagai kepala desa, Hamid akan berusaha mendamaikan karena kedua keluarga sama-sama melaporkan kehilangan anak ke kepolisian.
"Semoga tidak terjadi apa-apa kepada keduanya. Saya akan berusaha mencari solusi terbaik karena satunya famili dan satunya adalah warga saya," ujar Hamid.
Jejak Terakhir
Menurut keterangan ibu Quthrin, Watik, anaknya sempat pamit kepada keluarga setelah menunaikan salat asar untuk mengunjungi rumah tantenya, Sumaniyah.
Lokasi rumah Sumaniyah tidak jauh dari rumah Watik.
"Dia sempat pamit dan saya izinkan. Sekitar pukul 17.00, saya lihat dia masih ada di rumah tantenya," kata Watik saat ditemui pada Senin (30/6/2025).
Namun, saat malam tiba, Watik kembali ke rumah Sumaniyah untuk menjemput anaknya.
Baca juga: Gubernur Khofifah Beri Bantuan Rp 6,37 Miliar di Pamekasan, Perkuat Perlindungan Sosial Warga Desa
Saat itu, Nada sudah tidak berada di sana.
"Saya menjemputnya lagi malam harinya, tapi Nada sudah tidak ada di rumah tantenya," ujarnya.
Watik menyebut, menurut informasi dari keluarga, anaknya sempat pamit untuk mengambil wudu, namun setelah itu tidak ada kabar lebih lanjut.
Kekhawatiran mulai muncul ketika Watik mencoba menghubungi Nada lewat telepon, namun tidak ada respons.
Ponsel Nada sudah dalam keadaan tidak aktif.
"Saya telepon, handphone-nya sudah tidak aktif. Berulang kali saya coba, tetap tidak tersambung," tuturnya.
Baca juga: Aksi Polwan Polres Pamekasan Bersih-Bersih Gereja, Wujud Toleransi di Momen Bhayangkara ke-79
Pencarian langsung dilakukan bersama kepala desa dan warga sekitar, namun hasilnya nihil.
Setelah lebih dari satu hari tanpa kabar, Watik memutuskan melaporkan kasus hilangnya anaknya ke Polres Pamekasan pada Kamis (26/6/2025) sekitar pukul 18.00 WIB.
"Sampai sekarang belum ada kabar, baik dari keluarga, kepala desa, maupun pihak kepolisian," ucapnya.