SURYAMALANG.COM, MALANG - Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STIBA) Malang menjadi salah satu perguruan tinggi swasta yang mengalami jath bangun demi tetap eksis .
Arie Wibowo (45), Ketua Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STIBA) Malang, memaparkan, STIBA Malang adalah sebuah institusi pendidikan tinggi yang pernah menjadi rujukan utama pembelajaran bahasa asing di Kota Malang sejak 1971.
"Awalnya namanya ABA Malang, Akademi Bahasa Asing Malang," kenang Arie, Selasa (22/7/2025), memulai kisah panjang perjalanan STIBA.
Pada tahun 1987, lembaga ini resmi menjadi sekolah tinggi dan berkembang pesat hingga akhir dekade 1990-an.
Kala itu, kelas tak pernah berhenti dari pagi hingga malam. Ribuan mahasiswa menjejali ruang-ruang belajar.
STIBA menjadi pionir lembaga pendidikan tinggi bahasa asing di Malang.
Namun, masa keemasan itu harus berakhir secara mendadak di awal 2000.
Sebuah kisruh internal akibat penunjukan pimpinan yang dinilai tidak memenuhi kualifikasi akademik memicu demonstrasi mahasiswa.
Aksi itu berujung pada perusakan fasilitas kampus, dan proses pembelajaran dihentikan.
“Itu titik balik. Banyak yang menganggap STIBA mati sejak saat itu,” kata Arie lirih.
Situasi semakin terdesak ketika universitas-universitas baru bermunculan dengan jurusan bahasa asing dan fasilitas lebih lengkap.
Kebijakan pemerintah yang memberi keleluasaan bagi perguruan tinggi negeri memperparah kondisi. STIBA pun tergerus.
Menyala Kembali di Atas Abu
Tahun 2023 menjadi puncak keterpurukan. STIBA tak mendapat satu pun mahasiswa baru.
Setahun kemudian, hanya dua orang yang mendaftar.