Namun, pembatalan itu tidak cukup meredam kemarahan warga. Aksi tetap digelar, dan Ahmad Husein menjadi motor penggeraknya. Ia memimpin demonstrasi yang berlangsung sejak awal Agustus dan memuncak pada 13 Agustus 2025.
Salah satu momen paling viral adalah saat Ahmad Husein terlibat adu argumen dengan Riyoso dan Plt Kepala Satpol PP, Sriyatun, ketika petugas hendak menyita ratusan dus air mineral hasil donasi masyarakat. Peristiwa itu terjadi saat warga menggeruduk kantor Satpol PP pada 5 Agustus.
Gerakan “Pati Banjir Air Mineral” yang ia inisiasi menjadi simbol solidaritas warga. Ribuan karton air mineral dikumpulkan dari donasi masyarakat, bahkan ada yang menyumbang dari luar daerah dan luar negeri.
“Awalnya kami cuma 10 orang di grup WA,” kata Ahmad Husein. “Tapi semakin lama, semakin banyak yang bergabung. Bahkan ada yang kirim donasi dari Thailand.”
Dari Pamflet ke Ribuan Massa
Dalam wawancara dengan Tribun Jateng, Ahmad Husein menceritakan awal mula gerakan ini. Ia pertama kali melihat postingan Facebook tentang penolakan kenaikan PBB.
Saat itu, sekelompok mahasiswa dari PMI sudah menggelar demo, namun tidak mendapat respons dari pemerintah daerah.
“Saya dihubungi Fajar, mahasiswa yang awalnya ingin lapor soal pembangunan,” ujar Husein.
“Tapi saya tanya, ‘Jar, bagaimana respons bupati soal demo PBB?’ Dia jawab, ‘Enggak ada respons, Mas.’”
Merasa gerakan mahasiswa tidak cukup didengar, Ahmad Husein mengajak Fajar membuat pamflet untuk aksi pada 13 Agustus. Ia sendiri tidak tahu makna tanggal itu, namun setelah pamflet disebar, banyak warga yang bergabung.
“Pamflet itu ajakan aksi damai,” jelasnya. “Saya cuma bilang, ayo kita turun bareng mahasiswa. Ternyata responsnya luar biasa.”
Dari hanya 10 orang di grup WhatsApp, gerakan ini berkembang menjadi ribuan peserta. Donasi mengalir, bahkan ada yang menyumbang Rp150.000 secara spontan.
Baca juga: Dengarkan Curhat Eks Pegawai RSUD Soewondo yang Dipecat, Pansus Pemakzulan Bupati Pati Gerak Cepat
Ahmad Husein kemudian berinisiatif membuat gebrakan dengan sound system karnaval. Ia menyebut bahwa tantangan dari Bupati Sudewo yang menyatakan “50.000 orang tidak akan gentar” menjadi pemicu semangat warga.
“Saya dengar bupati bilang begitu,” kata Husein. “Saya langsung mikir, ayo kita galang donasi di depan kantor bupati.”
Aksi dimulai sejak 1 Agustus. Hingga pertengahan bulan, air mineral yang terkumpul mencapai lebih dari 5.000 karton. Sumbangan datang dari berbagai daerah, bahkan dari Thailand.
“Saya sangat berterima kasih kepada masyarakat Pati,” ucapnya. “Semoga berkah untuk kita semua. Saya juga minta doa agar tanggal 13 Agustus jadi momen kemerdekaan bagi kita.”