SURYAMALANG.COM, MALANG - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisainstek), Stella Christie, mendorong mahasiswa baru Universitas Negeri Malang (UM) agar tidak hanya fokus pada perkuliahan, tetapi juga aktif berpartisipasi dalam riset yang dilakukan dosen.
Hal itu disampaikan dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di Graha Cakrawala UM, Senin (18/8/2025).
Menurutnya, keterlibatan mahasiswa dalam penelitian akan melatih kemampuan berpikir kritis, pengambilan keputusan, dan manajemen waktu.
"Dalam riset, mahasiswa bersama dosen mencari jawaban atas pertanyaan ilmiah secara sistematis."
"Dari sana mereka memperoleh keterampilan yang diinginkan dunia kerja," ucapnya.
Stella juga menegaskan pentingnya riset unggulan di setiap perguruan tinggi.
Ia mengungkapkan, setiap kunjungan ke daerah selalu difokuskan untuk melihat keunggulan riset universitas, bukan sekadar memberi kuliah umum.
Baca juga: Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing Kota Malang Juara Dua Lomba Kelurahan Jatim 2025
"Kami mendengar langsung capaian riset dari dosen, pimpinan, dan mahasiswa."
"Setiap universitas punya potensi, dan kami dorong hilirisasi riset melalui kemitraan dengan industri dan investasi pemerintah," ujarnya.
Selan itu, Stella juga meminta mahasiswa untuk adaptif mengikuti perkembangan zaman.
Terutama di era teknologi saat ini, yang menuntut mahasiswa untuk mengenali adanya Artificial Intelligence (AI).
Dalam kunjungan kali ini, ia juga menyoroti inovasi UM berupa teknologi elektrolisis air hujan yang mampu menghemat biaya hingga 50 persen.
"Riset ini tidak hanya bermanfaat, tapi juga bernilai ekonomis. Setiap penelitian harus bisa memberi dampak, bahkan menghasilkan cuan," tegasnya.
Terkait isu munculnya 13 perguruan tinggi yang diragukan kualitas risetnya, Stella menilai hal itu disebabkan ekosistem penelitian yang belum optimal.
"Masalahnya bukan pada individu, tapi sistem yang lebih mendorong kuantitas daripada kualitas."
"Ke depan, kami akan perbaiki indikator kinerja utama (IKU) dan beban kerja dosen agar berorientasi pada kualitas," katanya.
Ia menambahkan, revisi kebijakan juga akan menekankan prinsip tridharma perguruan tinggi berbasis penelitian.
"Tidak harus semua dosen melakukan pengajaran, penelitian, dan pengabdian secara seimbang. Kami ingin ekosistem lebih fleksibel dan efisien," tandasnya.