Sumenep

FK Unair Tekankan Pentingnya Imunisasi Berkelanjutan Pasca ORI Campak di Sumenep

Wakil Dekan 3 FK Unair, Dr dr Sulistiawati dr M Kes mengungkapkan hasil pendampingan menunjukkan adanya perbaikan situasi. 

Penulis: sulvi sofiana | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Dokumen FK Unair
PEENDAMPINGAN ORI : Pendampingan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) dalam pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI) campak di Kabupaten Sumenep yang selesai pada Sabtu (6/9/2025). 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA  – Pendampingan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) dalam pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI) campak di Kabupaten Sumenep telah rampung pada Sabtu (6/9/2025). 

Namun, evaluasi dari lapangan menegaskan masih adanya tantangan dalam menekan penyebaran campak yang sempat ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Wakil Dekan 3 FK Unair, Dr dr Sulistiawati dr M Kes mengungkapkan hasil pendampingan menunjukkan adanya perbaikan situasi. 

Jumlah pasien campak yang semula mencapai 22 orang di RSUD Sumenep menurun drastis hingga hanya tersisa 6 pasien saat kegiatan berakhir. 

Meski demikian, angka kematian akibat komplikasi pneumonia masih menjadi catatan serius, mengingat sebagian pasien datang dalam kondisi berat dan terlambat mendapatkan penanganan.

Dikatakannya, kolaborasi antara Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dinas Kesehatan Sumenep, serta Unair menjadi langkah penting dalam mengendalikan KLB ini. 

“Tim vaksinator di lapangan sudah bekerja keras, tetapi dukungan dokter tetap dibutuhkan, terutama dalam advokasi dan pendampingan. Karena itu FK Unair menurunkan tim, khususnya dari departemen pediatri,” jelasnya.

Pendampingan Unair difokuskan di wilayah dengan cakupan imunisasi rendah, beberapa bahkan di bawah 10 persen. 

Tim yang dipimpin dr Dwi Yanti Puspitasari DTMH MCTM Sp A(K) dan dr Alpha Fardah Athiyyah Sp A(K) tidak hanya melakukan vaksinasi, tetapi juga memberikan edukasi kepada orang tua serta tenaga kesehatan, sekaligus memastikan kesiapan tenaga medis dalam menangani Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

“Pesan pentingnya, campak adalah penyakit yang sangat menular dan berisiko fatal bila tidak dicegah. Vaksin melindungi bukan hanya anak sendiri, tetapi juga lingkungan sekitar,” tegas dr Dwi Yanti.

Ia juga menekankan bahwa ORI berlaku untuk semua anak tanpa melihat status imunisasi sebelumnya. 

“Tujuannya melindungi semua anak. Kalau sehat tetap divaksin, kalau sakit atau demam ditunda,” tambahnya.

Meski kegiatan telah selesai, FK Unair menegaskan bahwa edukasi dan pemantauan kesehatan anak tetap harus berlanjut. 

Dengan cakupan imunisasi yang lebih luas, diharapkan penyebaran campak di Sumenep maupun daerah lain dapat dicegah.

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved