Banyuwangi

Degan Goreng, Jajanan Gurih Manis Buatan Warga Gombengsari Banyuwangi Bikin Lidah Bergoyang

Buah degan bagian dalam dilumuri dengan adonan tepung yang mirip dengan adonan pisang goreng.

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Aflahul Abidin
CAMILAN ENAK - Yuliana menunjukkan camilan degan goreng. Makanan ringan ini merupakan kreasi warga Desa Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi. 

SURYAMALANG.COM, BANYUWANGI - Degan atau kelapa muda lazimnya diolah menjadi minuman segar.

Tapi oleh warga Desa Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, degan dijadikan jajanan yang rasanya gurih-manis yang enak dan unik.

Warga setempat menyebutnya sebagai camilan degan goreng.

Buah degan bagian dalam dilumuri dengan adonan tepung yang mirip dengan adonan pisang goreng.

Bedanya, adonan dilarutkan bukan pakai air biasa. Tapi air kelapa muda.

Setelah buah yang tercampur adonan kemudian digoreng mengambang di atas minyak dalam wajan.

Saat dirasa sudah matang, kudapan itu bisa disajikan.

Baca juga: Bikin Lidah Bergoyang, Sarapan ala Bule di Pinggir Jalan Kota Madiun, Cukup Merogoh Kocek Rp 15 Ribu

Oleh warga Gombengsari, degan goreng biasa dinikmati untuk cemilan harian.

Warung dan kafe yang ada di desa tersebut juga lumrah memasukkan jananan itu dalam daftar menu camilan.

"Ini memang kreasinya (warga) sini. Di sini pohon kelapa ada banyak."

"Bertumpangsari dengan pohon kopi," kata Yuliana (35), warga yang mengelola salah satu kafe di Gombengsari, Kamis (4/9/2025).

Desa Gombengsari memang merupakan salah satu sentra kopi di Banyuwangi.

Luas kebun kopi rakyat di sana sekitar 700 hektare, dengan mayoritas tanaman kopi robusta.

Pohon kelapa jamak ditemui tumbuh di sela-sela antara pohon kopi. Maka wajar jika degan tumpah ruah di desa tersebut.

Yuliana mengatakan, degan goreng dibuat dengan kelapa muda yang usianya pas.

Tidak terlalu muda maupun tua. Kalau terlalu muda, degan lembek dan sulit untuk dicampur adonan.

Kalau terlalu tua, buah kelapa jadi keras dan rasanya kurang enak.

"Kalau matangnya pas, aroma wanginya juga enak," tambah dia.

Ia menjelaskan, degan goreng sudah lama dibuat oleh warga Gombesari. Kira-kira sejak 1998.

Saat itu, beberapa ibu-ibu membuat makanan baru untuk lomba resep kreasi program Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Karena dirasa unik dan punya cita rasa yang berbeda dari gorengan-gorengan lain, resep tersebut dipertahankan dan dijaga oleh ibu-ibu setempat.

Yuliana mengatakan, degan goreng banyak digemari oleh orang-orang yang mampir ke kafenya. Kebanyakan dari mereka tak kecewa dengan rasanya.

Lestari, salah satu pengunjung kafe tersebut, mengaku baru pertama kali makan degan goreng.

Awalnya, ia mengira degan goreng adalah minuman air degan yang digoreng.

"Kan aneh. Tapi ternyata ini gorengan. Yang digoreng buah degannya. Kalau dari sisi rasa, oke sih."

"Enak, guruh dan manisnya terasa. Aroma degannya harum juga," katanya. 

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved