Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Update Rincian Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny: 36 Orang Meninggal, 27 Dalam Pencarian

Update rincian korban reruntuhan Ponpes Al Khoziny: 36 orang meninggal, 27 dalam pencarian, Tim SAR gabungan berhasil menyelamatkan 104 orang.

|
Dok. Basarnas Surabaya/Tangkapan layar YouTube Kompas TV
PONPES AL KHOZINY AMBRUK - Proses evakuasi korban (KANAN) reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo pada Minggu (5/10/2025) dini hari. Tampak dari atas Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo (KIRI), salah satu bangunan ponpes ambruk pada Senin (29/9/2025). Update rincian korban 36 orang meninggal dunia, 27 masih dalam pencarian. 

SURYAMALANG.COM, -  Hingga Minggu (5/10/2025) pagi jumlah korban meninggal dunia reruntuhan gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur yang berhasil dievakuasi oleh Tim SAR gabungan terus bertambah.

Proses evakuasi sudah dilakukan selama hampir satu minggu sejak bangunan musala tiga lantai tersebut runtuh pada Senin (29/9/2025) lalu.  

Tim SAR gabungan telah berhasil menyelamatkan 104 orang, namun masih ada puluhan korban lain yang tidak selamat. 

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, hingga Minggu (5/10/2025) pukul 06.30 WIB, jumlah korban meninggal naik menjadi 36 orang. 

Baca juga: Derita Haical Korban Ponpes Al Khoziny: Kaki Diamputasi Setelah Infeksi Merembet ke Hati dan Ginjal

Kenaikan ini terjadi setelah tim SAR gabungan menemukan sebanyak 11 jenazah pada Minggu (5/10/2025) pukul 00.36 WIB sampai dengan 06.30 WIB.

"Jumlah korban yang meninggal menjadi 36 orang dan satu bagian tubuh (bagian tubuh berupa kaki kanan) yang ditemukan pada Sabtu" kata Abdul, dikutip dari keterangan resmi yang diterima, Minggu.

"Adapun bagian tubuh manusia yang ditemukan itu sementara belum dihitung sebagai temuan baru yang menambah jumlah korban jiwa," lanjutnya. 

Baca juga: Fakta-fakta Santri Ngecor di Ponpes Lirboyo Kediri Viral Usai Ponpes Al Khoziny Ambruk: Amal Jariyah

Untuk sementara, jumlah korban terdampak runtuhnya Gedung empat lantai itu adalah 167 orang.

Masih ada kemungkinan angka tersebut mengalami penambahan lagi seiring dengan upaya tim SAR gabungan yang terus memaksimalkan kinerja selama 24 jam secara bergantian.

Perincian korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Lebih lanjut, Abdul merinci jumlah korban terdampak reruntuhan bangunan Ponpes Al Khoziny.

Rincian Korban

Dari 167 orang, sebanyak 140 orang dan satu bagian tubuh telah berhasil ditemukan.

Rinciannya adalah sebagai berikut:

1. Korban selamat: 104 orang

Tanpa perawatan: 1 orang

Masih menjalani perawatan di fasilitas Kesehatan: 8 orang

Dalam masa perawatan: 95 orang.

2. Dalam pencarian: 27 orang

3. Meninggal dunia: 36 orang

Seluruh korban yang meninggal dunia dan satu bagian tubuh yang telah dievakuasi untuk proses identifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI).

Angka di atas mengacu pada absensi santri yang dirilis oleh pihak ponpes.

Dari belasan korban baru yang ditemukan, baru lima korban yang berhasil teridentifikasi. 

Sisanya masih dalam proses identifikasi di RS Bhayangkara Surabaya.  

Baca juga: Ditemukan Potongan Tubuh di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Korban Meninggal Dunia Jadi 17 Orang

Tim SAR yang bertugas mengatakan, sejauh ini proses evakuasi bangunan Ponpes Al Khoziny sudah mencapai 60 persen.

Hampir seluruh reruntuhan di sektor A4 yang menjadi titik pusat reruntuhan mulai disingkirkan.

Area ini semula difungsikan sebagai mushala.

Pada saat insiden terjadi, para santri diketahui tengah melakukan shalat Ashar di tempat tersebut.

Rincian Daftar Korban

Sebelumnya, Sabtu (4/10/2025), tim SAR gabungan telah merilis daftar korban meninggal dunia, berikut daftar namanya pada Sabtu: 

1. Maulana Ibrahimific (15), warga Bangkalan berdomisili Surabaya 

2. Mashudul Haq (14), asal Surabaya 

3. Muhammad Sholeh (22), asal Bangka Belitung 

4. Rafi Catur Okta Mulya (17), warga Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya 

5. Mochammad Agus Ubaidillah (14), warga Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya 

6. Mr. X, ditemukan Jumat (3/10/2025) pukul 07.30 WIB 

7. Mr. X, ditemukan Jumat (3/10/2025) pukul 07.36 WIB 

8. Mr. X, ditemukan Jumat (3/10/2025) pukul 10.19 WIB 

9. Mr. X, ditemukan Jumat (3/10/2025) pukul 11.34 WIB 

10. Mr. X, ditemukan Jumat (3/10/2025) pukul 14.00 WIB 

11. Mr. X, ditemukan Jumat (3/10/2025) pukul 17.15 WIB 

12. Mr. X, ditemukan Jumat (3/10/2025) pukul 17.20 WIB 

13. Mr. X, ditemukan Jumat (3/10/2025) pukul 17.30 WIB 

14. Mr. X, ditemukan Jumat (3/10/2025) pukul 23.00 WIB 

15. Mr. X, ditemukan Sabtu (4/10/2025) pukul 14.35 WIB 

16. Mr. X, ditemukan Sabtu (4/10/2025) pukul 16.15 WIB. 

Seluruh jenazah kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi.

Hingga saat ini, proses evakuasi dan identifikasi masih berlanjut dengan melibatkan berbagai unsur, termasuk Basarnas, TNI, Polri, BPBD, Pemadam Kebakaran, PMI, Baznas, Tagana, relawan dan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan masyarakat sekitar.

Cerita Korban Selamat

Tragedi robohnya bangunan mushala Ponpes Al Khoziny, menyisakan kisah haru.

Seorang santri bernama Ahmadi Sulton (15) asal Desa Majengan, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, Madura, berhasil selamat dari musibah yang merenggut nyawa puluhan temannya.

Sulton lolos dari maut karena saat peristiwa terjadi, ia berada di bagian bangunan lama mushala, tepat di barisan ketiga di belakang imam.

Sementara reruntuhan bangunan menimpa barisan depan, tempat puluhan santri, termasuk sepupunya sendiri, Muhammad Mashudulhaq (14).

"Waktu itu saya di barisan belakang, di bangunan lama. Alhamdulillah selamat. Tapi teman-teman yang di depan, termasuk Mashudulhaq, tertimpa reruntuhan,” kata Sulton, Jumat (3/10/2025).

Baca juga: Proses Identifikasi Jenazah Korban Ambruknya Gedung Ponpes Al-Khoziny Terkendala,

Sebelum tragedi ambruknya mushala Ponpes Al Khoziny, Sulton sempat berbincang dengan Mashudulhaq.

Percakapan singkat itu ternyata menjadi pertemuan terakhir mereka.

“Sebelum roboh, saya masih ngobrol sama Mashudulhaq. Tidak menyangka itu jadi obrolan terakhir kami,” ujarnya.

Meski bersyukur bisa selamat, Sulton mengaku kehilangan sosok sepupu sekaligus sahabat dekat yang setiap hari menemaninya di pondok pesantren.

“Selamat dari tragedi ini adalah anugerah, tetapi kehilangan Mashudulhaq menjadi luka mendalam yang sulit saya lupakan,” kata Sulton lirih.

Kini, Sulton berharap semua santri korban runtuhan bangunan mushala segera ditemukan dalam proses evakuasi yang masih berlangsung.

(Kompas.com/Suryamalang.com|Hanggara Pratama)

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved