Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Perintah Prabowo Usai Runtuhnya Gedung Ponpes Al Khoziny Telan 37 Korban Jiwa, Pantau dari Istana

Perintah Prabowo setelah runtuhnya gedung Ponpes Al Khoziny telan 37 korban jiwa, pantau terus dari istana, Gubernur Jatim gerak cepat

|
Instagram @presidenrepublikindonesia/@Dokumentasi BNPB
PONPES AL KHOZINY AMBRUK - Sejumlah alat berat dikerahkan (KANAN) untuk mempercepat proses evakuasi korban dan pembersihan puing bangunan musala yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Hingga Minggu (5/10/2025) siang, tim SAR gabungan terus bekerja tanpa henti sejak dini hari. Presiden Prabowo Subianto (KANAN) dalam sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, 21 Maret 2025. 

"Evaluasi ke depan ke semua pondok pesantren, kita harapkan segera didata dan dipastikan keamanan dari sisi bangunan-bangunan infrastruktur pondok masing-masing," kata Prasetyo.

Tindakan Pemprov Jatim

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memastikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) menyiapkan dukungan penuh untuk proses evakuasi mushala Ponpes Al Khoziny

Sejak awal menerima laporan, Khofifah langsung memerintahkan jajaran Pemprov bergerak cepat berkoordinasi dengan Wagub, Sekda, Kalaksa BPBD, Dinas Sosial, dan Dinas Kesehatan.

Khofifah menginstruksikan sejumlah langkah darurat seperti menyiapkan ekskavator, lampu spotlight 1.000 watt untuk penerangan, karena evakuasi 24 jam di malam hari butuh dukungan cahaya.

"Saya juga minta dapur umum disiapkan. Untuk biaya pengobatan di luar RSUD Sidoarjo, Pemprov Jawa Timur yang menanggung,” ujar Khofifah, Minggu (5/10/2025).

Baca juga: Fakta-fakta Santri Ngecor di Ponpes Lirboyo Kediri Viral Usai Ponpes Al Khoziny Ambruk: Amal Jariyah

Menurut Khofifah, proses evakuasi ini tidak bisa dilakukan sembarangan.

Pemprov menyiapkan tim pendukung, sementara komando utama berada di Basarnas dengan koordinasi BNPB. 

“Evakuasi bukan sekadar mengangkat bongkahan. Harus hati-hati karena kemungkinan masih ada korban di bawah reruntuhan" jelas Khofifah.

"Awalnya kami siapkan ekskavator, tapi ternyata yang dibutuhkan crane dan breaker. Kalau ekskavator hanya mengeruk, sedangkan crane bisa memotong dan mengangkat dengan lebih aman,” imbuhnya. 

Personel Bersertifikat Internasional 

Khofifah menambahkan, Basarnas menurunkan 12 personel bersertifikat internasional yang sudah berpengalaman dalam evakuasi di berbagai negara.

Selain itu, tim teknik sipil dari ITS juga terjun membantu.

“Semua langkah dipandu tim profesional Basarnas. Bahkan tim DVI Polda Jatim bersama Mabes Polri, tim forensik, hingga tim DNA dari Universitas Airlangga ikut terlibat dalam identifikasi korban,” ungkap Khofifah. 

Khofifah menyebut proses evakuasi memerlukan waktu lebih lama karena tim mengutamakan keselamatan.

“Hari pertama hanya bisa menggunakan satu alat berat. Baru hari ketiga crane dan ekskavator mulai dipakai" terangnya. 

"Semua sesuai arahan Basarnas, dan Pemprov Jatim hanya menyiapkan supporting system sesuai kebutuhan tim di lapangan,” imbuh Khofifah.

Baca juga: Cerita Nanang Merangkak di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Demi Bantu Teman, Bakal Tetap Mondok

Sumber: Surya Malang
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved