Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Kisah Rafi Korban Tragedi Al Khoziny Meninggal Posisi Sujud Selamatkan Teman: Kenapa Harus Adikku?

Kisah Rafi korban tragedi musala Al Khoziny meninggal posisi sujud selamatkan teman, kakak sempat tidak ikhlas: kenapa harus adikku?

|
KOMPAS.com/ANDHI DWI/SURYAMALANG.COM/M Taufik
PONPES AL KHOZINY AMBRUK - Kakak Rafi Catur Okta Mulya, Novita Tri Endah menunjukkan foto Rafi bersama keluarga melalui ponsel (KANAN) pada Senin (6/10/2025). Proses evakuasi manual oleh Tim SAR dilakukan ketika terlihat ada korban di balik reruntuhan bangunan yang ambruk di Ponpes AL Khoziny (KIRI), tiga jenazah kembali ditemukan pada Jumat (3/10/2025) petang. Rafi ditemukan dalam keadaan sujud dan memeluk temannya saat meninggal di reruntuhan. 

"Posisi adikku juga dekat pintu keluar pokoknya, harusnya bisa, aku mikirnya dalam akal sehatku bisa keluar. Mungkin dia terlalu khusyuk salat, jadinya enggak dengerin ya," tambahnya.

Baca juga: 7 Jenazah Santri Al Khoziny Berhasil Diidentifikasi, Satu Bagian Tubuh BIsa Dikenali

Oleh karena itu, Novita berharap, ponpes bisa memperhatikan bangunan yang digunakan untuk para santri belajar, agar tragedi yang mengancam nyawa tidak terjadi kembali.

"Kalau aku sendiri sama keluarga ikhlas, cuma ingin tahu kejadiannya seperti apa detailnya begitu. Karena dari pihak sini bilangnya seperti ini, di sana seperti itu, jadinya kan simpang siur," tutupnya.

Perlu Diproses Hukum Bila Ada Pelanggaran

Terpisah, pimpinan Komisi VIII DPR menyatakan, tragedi ambruknya bangunan tiga lantai di Ponpes Al Khoziny yang memakan korban jiwa harus diselesaikan melalui jalur hukum.

“Jika memang ada pelanggaran hukum, kami dari Komisi VIII minta diselesaikan lewat jalur hukum karena ini menyebabkan meninggalnya para santri,” kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Singgih Januratmoko, saat dihubungi, Senin (6/10/2025).

Pihaknya menyerahkan sepenuhnya proses penegakan hukum kepada aparat berwenang.

Singgih menegaskan, penyelidikan soal dugaan kelalaian dalam proses pembangunan gedung harus dilakukan secara transparan, agar penyebab pasti dan pihak yang bertanggung jawab bisa diketahui.

Selain itu, tragedi di Ponpes Al Khoziny harus menjadi pengingat penting bagi lembaga pendidikan keagamaan, untuk memastikan aspek keselamatan dan standar teknis bangunan benar-benar dipenuhi sebelum digunakan.

“Kita serahkan ke penegak hukum, karena itu ranah penegak hukum. Namun, kita mengimbau supaya pembangunan harus diawasi dan dilaksanakan oleh yang ahlinya,” kata Singgih.

Baca juga: Menangis Dalam Hati, Kisah Aziz Tim SAR Ponpes Al Khoziny Lihat Jenazah Sujud, Korban Bawa Alquran

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, skala korban jiwa dalam tragedi ini cukup besar dibanding bencana-bencana lain yang terjadi sepanjang 2025. 

“Korban kali ini di sepanjang tahun 2025 adalah korban cukup besar menurut BNPB,” kata Deputi III Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen Budi Irawan, Senin (6/10/2025).

Budi membandingkan bencana-bencana sebelumnya, seperti gempa bumi di Poso, Sulawesi Tengah dan banjir bandang di Bali yang tidak memakan korban lebih dari 50 jiwa.

“Dari bencana-bencana alam yang terjadi, baik gempa bumi di Poso, di tempat lain, lalu banjir di Bali semuanya korbannya hanya sedikit, ini cukup banyak 50 orang,” ujarnya.

Update Korban Meninggal 66 Orang 

Dari update terakhir Senin (6/10/2025) malam, jumlah korban dalam peristiwa ambruknya bangunan ponpes tembus 170 orang.

Terbaru, malam kemarin ditemukan lagi satu bagian tubuh korban di antara reruntuhan bangunan ambruk.

Sumber: Surya Malang
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved