Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Tragedi Al Khoziny: Pencarian Korban Ditutup, 67 Meninggal, Cak Imin Beber 3 Penyebab 'Anggaran'

Tragedi Al Khoziny: pencarian korban resmi ditutup, 67 orang meninggal, Cak Imin beber 3 penyebab salah satunya keterbatasan anggaran.

|
KOMPAS.com/IZZATUN NAJIBAH/ADHYASTA DIRGANTARA
PONPES AL KHOZINY AMBRUK - Kondisi pasca runtuhan mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang ambruk (KIRI) pada Selasa (7/10/2025). Menko PM Muhaimin Iskandar (Cak Imin-KANAN) saat ditemui di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Selasa (7/10/2025). Evakuasi runtuhan mushala Ponpes Al Khoziny resmi ditutup oleh tin SAR gabungan, total 67 korban jiwa yang ditemukan. 

Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat (PM) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengatakan, usia dari Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny yang roboh sudah mencapai 125 tahun.

Cak Imin menyampaikan, biasanya, bangunan pada pesantren tua tidak diikuti dengan perencanaan yang memadai.

Hal tersebut disampaikan Cak Imin usai bertemu Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar, di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan. 

"Pesantren yang baru saja mengalami musibah seperti di Sidoarjo beberapa waktu yang lalu memang usianya 125 tahun" ujar Cak Imin, Selasa (7/10/2025).

"Rata-rata pesantren-pesantren dengan bangunan yang sangat tua itu tidak diikuti dengan perencanaan yang memadai," sambungnya. 

Baca juga: Kronologi Operasi SAR di Ponpes Al Khoziny Sejak Hari Pertama, Aktivitas Dipantau Internasional

Cak Imin mengatakan, perencanaan pembangunan yang tidak memadai ini disebabkan oleh tiga faktor.

Di antaranya adalah keterbatasan anggaran, usia yang sangat tua, dan pesantren yang menjaga independensi.

"Karena tiga hal. Yang pertama, keterbatasan anggaran. Sehingga pesantren sering menggunakan cara tambal sulam dalam melaksanakan pembangunannya" ucapnya. 

"Yang kedua, karena usia yang sangat tua, maka kita akan evaluasi dan kita akan mulai dari pesantren yang paling tua dan yang paling rawan untuk terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan," tuturnya. 

"Nah, faktor yang ketiga, kita memahami bahwa pesantren selama ini sangat menjaga independensinya" imbuh Cak Imin.

"Sehingga kita ingin terus melakukan koordinasi agar pesantren mau beradaptasi untuk menanggulangi ancaman-ancaman rawan dari segi bangunan fisik," sambung Cak Imin.

Baca juga: Sudah 170 Orang Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo , Malam Ini Ditemukan Body Part

Cak Imin mengatakan, bersama Menag bakal mengatasi berbagai hal menyangkut penyelamatan pesantren-pesantren dengan usia yang sangat tua di atas 100 tahun dan bangunan-bangunan yang rawan.

Dia memastikan akan memprioritaskan pesantren-pesantren yang sangat rawan dan sangat tua usianya.

"Pesantren-pesantren rata-rata didirikan jauh sebelum kemerdekaan" jelasnya. 

"Pesantren di Sidoarjo ini lahir tahun 1915 dan pesantren-pesantren lainnya" imbuhnya. 

Sumber: Surya Malang
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved