Tulungagung

Jadi Pemicu Keracunan Massal, Ortu Pelajar SMPN 1 Boyolangu Tulungagung Minta Program MBG Dihentikan

Jadi Pemicu Keracunan Massal, Ortu Pelajar SMPN 1 Boyolangu Tulungagung Minta Program MBG Dihentikan

Penulis: David Yohanes | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/David Yohanes
KERACUNAN MASSAL -;Pelajar SMPN 1 Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, menjalani perawatan karena mengalami gejala keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG), Senin (13/10/2025). Data sementara, ada 38 siswa yang mengalami gejala keracunan, 2 di antaranya dirujuk ke rumah sakit. 

SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Berdasarkan data pukul 14.00 WIB, Senin (13/10/2025), korban keracunan Makan Bergizi Gratis  (MBG) di SMPN 1 Boyolangu Kabupaten Tulungagung mencapai 61 siswa.

Empat di antaranya dirujuk ke RSUD Campurdarat dr Karneni karena kondisinya cukup parah.

Para siswa mengalami gejala mual, muntah dan pusing.

Bambang Nur Suwito, salah satu orang tua siswa, mengaku tidak ada pemberitahuan dari pihak sekolah terkait kejadian keracunan massal ini.

Nur mengaku tahu kejadian ini dari sesama orang tua siswa.

Baca juga: Kualitas Buruk Makan Bergizi Gratis Bikin Puluhan Pelajar SMPN 1 Boyolangu Tulungagung Keracunan

"Saya hanya diminta datang ke Puskesmas Boyolangu, bayangan saya macam-macam."

"Sampai sini (Puskesmas) ternyata keracunan," ucap ayah dari Bagus Ramadan (14) siswa kelas VIII ini.

Sebelumnya Bagus sempat mendapat perawatan, namun kondisi cepat membaik.

Nur mengaku sebenarnya sudah melarang anaknya makan menu MBG.

Ia khawatir kasus keracunan yang sudah banyak terjadi di berbagai daerah akan terjadi di sekolah anaknya.

“Saya sudah larang, tidak usah dimakan. Tapi namanya anak-anak kan sulit,” ujarnya.

Dengan kejadian ini, Nur berharap MBG dihentikan saja karena faktor keamanan.

Ia yakin, orang tua lainnya juga masih khawatir kasus keracunan akan menimpa anak-anak mereka.

Baca juga: Jumlah Pelajar Keracunan MBG di SMPN 1 Boyolangu Tulungagung Bertambah, Kini Tercatat 52 Korban

Orang tua lainnya, Asmiati mengaku merasa sedih saat tahu anaknya, Afandi menjadi salah satu siswa yang mengalami keracunan.

“Susah jadinya. Mending tidak usah dimakan jika tahu seperti ini,” ucapnya dengan nada sedih, saat menunggui anaknya.

Sumber: Surya Malang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved