Kelas Digital Malang Raya

SDN di Kabupaten Malang Sudah Pakai IFP, Tersedia 2.400 Konten untuk Belajar

Disdik Kabupaten Malang tidak memiliki data jumlah sekolah yang sudah menerima perangkat Papan Interaktif Pintar (smartboard) tersebut.

Penulis: Luluul Isnainiyah | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Purwanto
LAYAR SENTUH - Guru mengawasi siswa menggunakan Interactive Flat Planel (IFP) di SDN 2 Mangunrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Kamis (9/10). Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) telah mendistribusikan perangkat layar sentuh tersebut ke sejumlah sekolah di Kabupaten Malang. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Sejumlah sekolah di Kabupaten Malang telah menerima Interactive Flat Panel (IFP) dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Namun, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Malang tidak memiliki data jumlah sekolah yang sudah menerima perangkat Papan Interaktif Pintar (smartboard) tersebut.

"Proses penyerahannya langsung dari pemerintah pusat ke sekolah. Sudah banyak SD di Kabupaten Malang yang menerima IFP," kata Suwadji, Kepala Disdik Kabupaten Malang kepada SURYAMALANG.COM, Minggu (12/9).

Suwadji menyebutkan proses pendistribusian langsung sesuai Data Pokok Pendidikan (Dapodik). "Pendistribusian IFP ini dilakukan secara bertahap. Disdik bersama koordinator wilayah, dan kepala sekolah masih mengupdate jumlah sekolah yang sudah mendapat IFPP," tambahnya.

Dilansir dari puslapdik.kemendikdasmen.go.id, perangkat smartboard tersebut merupakan bagian dari digitalisasi pendidikan. Ditargetkan setiap sekolah akan perangkat smartboard untuk menunjang proses belajar.

Melalui digitalisasi pembelajaran, pembelajaran lebih dinamis, interaktif, sekaligus merata untuk semua anak di berbagai pelosok negeri.

Digitalisasi pendidikan merupakan  respons atas berbagai tantangan pendidikan, mulai dari rendahnya capaian literasi, sampai learning loss akibat pandemi.

Sebanyak 2.400 konten pembelajaran digital sudah tersedia di paltform Rumah Pendidikan. Dari jumlah tersebut, 406 konten merupakan materi baru. Direktorat Jenderal PAUD Dikdasmen menargetkan ada sebanyak 500 materi baru sampai akhir tahun 2025 ini.

Jadi, materi pembelajaran terkoneksi secara daring. Sekolah yang berada di pelosok bisa terkendala dalam mengakses materi pembelajaran ini.

Suwadji mengaku akan segera mengusulkan ke Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) dan penyedia telekomunikasi untuk memperkuat jaringan internet di sekolah yang ada di pelosok.

"Untuk sementara ini, langkah awal kami kan baru menerima, mendata, dan mengikuti petunjuk," terangnya.

Blank Spot

Beberapa wilayah di Kabupaten Malang masih belum terjangkau jaringan telekomunikasi atau disebut dengan area blank spot. Sesuai data dari Diskominfo, ada sebanyak 85 titik area blank spot di Kabupaten Malang per September 2025.

Kabid Infrastruktur dan Teknologi Informasi dan Komunkasi (TIK) Disdkominfo Kabupaten Malang, Linden Suryawan mengatakan jumlah titik blank spot tersebut tersebar di 79 desa di 19 kecamatan.

Kecamatan yang masih memiliki area blank spot terdiri dari Kecamatan Ampelgading, Kecamatan Bantur, Kecamatan Dampit, Kecamatan Donomulyo, Kecamatan Gedangan, Kecamatan Jabung, Kecamatan Kasembon, Kecamatan Ngajum, Kecamatan Ngantang, Kecamatan Pagak, Kecamatan Poncokusumo, Kecamatan Pujon, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kecamatan Tirtoyudo, Kecamatan Tumpang, Kecamatan Turen, Kecamatan Wagir, Kecamatan Wajak, dan Kecamatan Wonosari. "Kemungkinan angka ini akan bertambah sesuai dengan hasil survei lapangan selanjutnya," kata Linden, Kamis (9/10).

Menurutnya, kondisi geografis menjadi penyebab terjadinya blank spot. Seperti di Kabupaten Malang yang sebagian besar topografinya berupa pegunungan dan lembah.

Sumber: Surya Malang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved