Info Malang
Burnout Akademik di Kalangan Mahasiswa? Berikut 3 Tips Cara Mengatasinya
Para mahasiswa Malang kerap membicarakan istilah burnout akademik yang menggambarkan kelelahan mental, emosional, dan fisik akibat tekanan berlebihan.
SURYAMALANG.COM - Para mahasiswa Malang kerap membicarakan istilah burnout akademik yang menggambarkan kelelahan mental, emosional, dan fisik akibat tekanan akademik yang berlebihan.
Di antaranya, tugas menumpuk, saingan prestasi, dan tuntutan untuk mengejar IPK yang tinggi.
Para mahasiswa di era sekarang kerap menyibukkan diri dengan mengikuti banyak kegiatan di organisasi, magang dan tentunya harus menyesuaikan dengan kewajiban akademiknya.
Bagi mahasiswa, tekanan akademik menjadi sesuatu yang tak terhindarkan.
Kewajiban akademik, ekspektasi keluarga, hingga pengaruh dari media sosial membuat mahasiswa harus tampil produktif setiap waktu.
Dalam akademik, burnout muncul ketika mahasiswa merasa kehilangan motivasi, kesulitan fokus, atau merasa jenuh terhadap perkuliahan.
Burnout tidak berarti menunjukkan kelemahan individu.
Kondisi ini disebabkan karena ketidakseimbangan antara beban kerja mahasiswa dan waktu istirahatnya.
Media sosial kerap memperkuat budaya hustle, di mana keberhasilan diukur dari seberapa sibuk seseorang terlihat.
Kevin, seorang mahasiswa di Malang mengaku pernah mengalami burnout akademik yang berdampak cukup besar terhadap dirinya.
“Dampak yang saya rasakan cukup berpengaruh terhadap kesehatan mental dan emosional. Saya menjadi lebih mudah stres, merasa cemas berlebihan, dan emosi saya menjadi tidak stabil, kadang mudah tersinggung atau frustasi terhadap hal-hal kecil,” ujar Kevin, Senin (13/9/2025).
“Burnout ini juga mempengaruhi motivasi belajar saya, di mana saya mulai kehilangan semangat dan merasa terbebani setiap kali harus membuka buku atau mengerjakan tugas. Bahkan kualitas tidur dan pola makan saya pun terganggu,” tambahnya.
Untuk melepas penat, Kevin biasa memilih untuk bermain game online.
“Bermain game membantu saya mengalihkan pikiran dari tekanan akademik untuk sementara waktu. Melalui game, saya bisa merasa lebih rileks, terhibur, dan kadang juga berinteraksi dengan teman-teman secara virtual,” jelas Kevin.
Sementara itu, mahasiswi di Malang, Livvy juga mengaku pernah mengalami hal serupa.
“Ketika burnout aku tidak fokus dalam melakukan hal lain dan merasa cepat capek,” ujarnya.
Untuk mengatasi bournout akademik, Livvy biasanya tidur lebih awal dari waktu biasanya.
“Aku biasanya akan tidur lebih awal supaya bisa istirahat yang cukup sehingga besok harinya bisa lebih segar dan berpikir lebih baik” katanya.
Dengan pengelolaan waktu yang baik, dukungan lingkungan kampus, dan kesadaran akan pentingnya kesehatan diri sendiri, mahasiswa akan dapat tetap produktif tanpa mengorbankan kesehatan mental.
Belajar tidak selalu identik dengan tekanan.
Dengan strategi yang tepat, proses akademik pasti jadi tempat untuk bertumbuh dan berkembang dengan baik. (MG/Vios Vancy Veroshka)
| 3 Spot Foto Instagrammable di Malang Dijamin Bagus Banget, Ada Omah Kayu |
|
|---|
| Info 3 Beasiswa Terbaik untuk Mahasiswa Baru, Ada Bantuan Biaya Hidup dari KIP hingga LPDP |
|
|---|
| Maba Wajib Tahu, 3 Rekomendasi Kafe Murah Underrated di Malang yang Nyaman Buat Nugas |
|
|---|
| Build Item Obsidia Mobile Legends: 5 Item Wajib Bikin Damage Meledak dan Musuh Nggak Bisa Kabur! |
|
|---|
| Resmi Tayang di Netflix, Alice in Borderland Season 3 Sajikan Permainan Maut Paling Ekstrem |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.