Jadi Wisudawan Terbaik dari FIB UB Bermula dari Penasaran, Berlanjut Kuliah di Eropa

SURYAMALANG.COM, MALANG - Aurelia Rizky Ediana, S.S menjadi wisudawan terbaik dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) dalam Wisuda Periode V TA 2025/2026, Sabtu (22/11/2025).

Aurel lulus dari Program Studi Bahasa dan Sastra Perancis dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,99 dalam masa studi 3 tahun 11 bulan.

Aurel mendapat IPK mendekati sempurna ini bukan hanya fokus pada nilai dan tugas-tugas.

Baca juga: Pusat Studi Budaya dan Laman Batas Universitas Brawijaya Malang Dorong Dekolonisasi Kerajaan Tumapel

Terlatih sejak SMA (Sekolah Menengah Atas), aktif di organisasi intra dan kegiatan lainnya, Aurel melanjutkan ritme tersebut saat menjadi mahasiswa.

"Selama kuliah, motivasi saya adalah mengembangkan potensi diri karena masa studi adalah waktu terbaik eksplorasi, mencoba hal-hal baru," kata Aurel.

Kegiatan yang sangat berkesan bagi Aurel adalah saat terpilih sebagai awardee Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) 2023.

Berkat program tersebut, Aurel bisa kuliah di Vytautas Magnus University, Lithuania selama 1 semester dengan IPK 3,94.

"Kesempatan untuk mempelajari bidang media, komunikasi, dan sosiolinguistik selama satu semester di Lithuania merupakan pengalaman yang berarti," tambahnya.

Pilihan Aurelia masuk program studi Bahasa bukan karena pilihan kedua.

Aurel menyebut ibunya yang lulusan Sastra Inggris menjadi motivasi besarnya.

"Terpapar berbagai bahasa asing melalui sekolah, keluarga, teman internasional, sampai budaya populer, menumbuhkan ketertarikan saya pada budaya Frankofon," katanya.

Suka Menggambar

Bintang Thaleeta Keisya Aditya, S.Ars menjadi wisudawan termuda dalam prosesi wisuda periode 5 UB. Mahasiswi asal Padang ini lulus dari Fakultas Teknik UB pada usia 20 tahun.

Bintang tercatat sebagai mahasiswa di Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik UB saat masih berusia 16 tahun. Bintang memilih prodi ini karena rasa penasarannya terhadap cara bangunan terbentuk dan bagaimana menimbulkan rasa nyaman bagi penggunanya.

"Arsitektur dalam garis besar bertanggung jawab pada sebuah rancangan, tapi selama kuliah juga kami dibekali materi struktur serta penggunaan material sebuah rancangan," kata Bintang.

Untuk tugas akhirnya, Bintang meneliti pemilihan arsitektur lokal pada Bale Budaya di Jawa Barat. "Saya tertarik dengan Bale Budaya karena objek tersebut menerapkan arsitektur lokal dengan memiliki lokasi di kawasan modern. Dan untuk alasan pengkajian arsitektur lokal, karena arsitektur lokal yang cenderung sudah mulai jarang diterapkan pada zaman modern saat ini, serta ingin mempelajari nilai-nilai yang terkandung pada arsitektur lokal. Saya juga ingin mengetahui persamaan arsitektur yang digunakan dengan arsitektur lokal terdahulu," tambahnya.

Selama belajar tentang arsitektur, Bintang juga tertarik dengan rancangan berkelanjutan yang ramah lingkungan dan arsitektur Nusantara. "Saya bermimpi untuk melakukan pengembangan rancangan arsitektur lokal dengan konsep berkelanjutan di masa depan," imbuhnya.*