Ada Insiden Mikrofon Mati, Ini Isi Pidato Lengkap Prabowo Soal Konflik Israel-Palestina di PBB

Inilah isi pidato lengkap Presiden Prabowo di Forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Amerika Serikat.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
YouTube United Nations
PIDATO DI PBB - Presiden Prabowo Subianto di KTT Solusi Dua Negara Palestina-Israel di Markas Besar PBB. 

SURYAMALANG.COM - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto baru saja menghadiri Forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang berlangsung di Markas PBB, New York, Amerika Serikat (AS).

Agenda acara yang berlangsung pada Selasa (23/9/2025) waktu setempat itu untuk membahas konflik Palestina dan Israel serta solusi untuk kedua negara Timur Tengah tersebut. 

PBB adalah organisasi internasional bertujuan menjaga perdamaian dunia, menjalin kerja sama internasional, serta memajukan hak asasi manusia.

Sempat ada insiden mikrofon mati saat Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidatonya. 

Dalam kesempata itu, Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan Indonesia akan mengakui Israel bila Israel mengakui Palestina. 

Prabowo berbicara soal dukungan Indonesia terhadap solusi dua negara untuk mengakhiri konflik Israel dan Palestina. 

Prabowo juga menyerukan pengakhiran kekerasan di Palestina. 

Dia mengecam kekerasan terhadap warga sipil. 

Prabowo berpidato dalam bahasa Inggris dan berikut adalah terjemahan bahasa Indonesia-nya : 

"Yang terhormat Presiden Prancis Emmanuel Macron, Yang Mulia Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, selaku pimpinan bersama (co-chairs) pertemuan terhormat ini. 

Pimpinan sidang, perwakilan sidang PBB yang terhormat, Saya ingin menyampaikan penghargaan dan penghormatan tertinggi kami kepada Pemerintah Prancis dan Kerajaan Arab Saudi atas kepemimpinan dan keyakinan mereka dalam musyawarah penting ini. 

Dengan sepenuh hati, kami mengenang tragedi tak terperi yang sedang berlangsung di Gaza. 

Ribuan nyawa tak berdosa, banyak di antaranya perempuan dan anak-anak, telah terbunuh, kelaparan membayangi. 

Bencana kemanusiaan sedang terjadi di depan mata kita. 

Kami mengutuk semua tindakan kekerasan terhadap warga sipil yang tidak berdosa. 

Oleh karena itu, hari ini dengan bermartabat kita berkumpul untuk mengemban tanggung jawab sejarah kita. 

Tanggung jawab ini tidak hanya berbicara tentang nasib Palestina, tetapi juga tentang masa depan Israel, dan juga tentang kredibilitas PBB

Kami mengutuk segala bentuk kekerasan terhadap warga sipil tak berdosa. 

Oleh karena itu, Indonesia sekali lagi menegaskan kembali komitmennya terhadap solusi dua negara dalam masalah Palestina. 

Hanya solusi dua negara yang akan membawa perdamaian. 

Kita harus menjamin kenegaraan Palestina. 

Namun, Indonesia juga menyatakan bahwa setelah Israel mengakui kemerdekaan dan kenegaraan Palestina, Indonesia akan segera mengakui negara Israel. 

Dan kami akan mendukung semua jaminan keamanan Israel. 

Deklarasi New York telah menyediakan jalan damai dan adil menuju perdamaian. 

Kenegaraan harus berarti perdamaian. 

Pengakuan harus berarti peluang nyata menuju perdamaian abadi. 

Harus ada perdamaian sejati bagi semua pihak. 

Yang Mulia, Negara-negara terkemuka di dunia yang mengambil langkah-langkah prinsip ini, Prancis, Kanada, Inggris, Portugal, dan banyak negara terkemuka di dunia telah mengambil langkah di sisi sejarah yang benar. 

Pengakuan negara Palestina adalah langkah yang tepat di sisi sejarah yang benar. 

Bagi mereka yang belum bertindak, kami katakan: Sejarah tidak berhenti. 

Kita harus mengakui Palestina sekarang. 

Kita harus menghentikan bencana kemanusiaan di Gaza. 

Mengakhiri perang harus menjadi prioritas utama kita. 

Kita harus mengatasi kebencian, ketakutan, kita harus mengatasi kecurigaan, kita harus mencapai perdamaian yang dibutuhkan umat manusia. 

Kita siap mengambil bagian dalam perjalanan menuju perdamaian ini. 

Kita siap menyediakan pasukan penjaga perdamaian. (audio tak terdengar) 

Damai, damai sekarang! Damai, segera! Kita butuh perdamaian. 

Terima kasih banyak"

Sidang dipimpin (co-chairs) oleh Presiden Perancis Emmanuel Macron dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud. 

Forum ini dibuka oleh pimpinan sidang yakni Emmanuel Macron, Pangeran Faisal, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Presiden Majelis Umum PBB Annalena Baerbock, dan juga sambutan secara virtual dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas. 

Presiden Prabowo berbicara usai Raja Yordania Abdullah II bin Al Hussein, Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan, Presiden Brasil Luis Ignacio Lula Da Silva, dan Presiden Portugal Marcel Rebelo de Sousa. 

Sempat Ada Insiden Mikrofon Mati

Ketika pidato Prabowo berlangsung, mikrofon tiba-tiba mati dan menurut keterangan Kementerian Luar Negeri RI hal itu memang disengaja. 

Awalnya, Prabowo berpidato di depan sejumlah kepala negara dan perwakilan negara anggota PBB yang juga disiarkan langsung oleh kanal YouTube United Nations. 

Tiba-tiba, sebuah insiden kecil terjadi saat Prabowo berbicara di podium. 

“Kita siap mengambil bagian dalam perjalanan menuju perdamaian ini. Kita siap menyediakan pasukan penjaga perdamaian…,” kata Prabowo.

Sampai di situ suara Prabowo tidak terdengar lagi meski terlihat mulutnya tampak berbicara.

Ternyata mikrofon Prabowo di mimbar PBB mendadak mati.

Hal itu terjadi setelah Prabowo berbicara sekitar lima menit.

Tidak lama kemudian, seorang perempuan dari arah kiri mendekati Prabowo.

Sejurus kemudian, mikrofon Prabowo hidup kembali dan suara Prabowo terdengar.

“Damai, damai sekarang! Damai, segera! Kita butuh perdamaian. Terima kasih banyak,” kata Prabowo mengakhiri pidatonya.

Direktur Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Hartyo Harkomoyo, menjelaskan persoalan tersebut.

Hartyo mengatakan, mikrofon Prabowo memang sengaja dimatikan karena berbicara lebih dari aturan yang diberikan.

"Berkaitan dengan pidato pertemuan di atas, terdapat rule of procedure bahwa setiap negara mendapat kesempatan lima menit," kata pria yang akrab disapa Yoyok ini dalam pesan singkat, Selasa (23/9/2025). 

Menurut Yoyok apabila pidato lebih dari lima menit, maka mikrofon akan dimatikan dalam video live streaming milik PBB.

"Jadi suara yang tidak terdengar di video/streaming dikarenakan pidato yang lebih dari waktu yang ditentukan," kata Yoyok.

(SURYAMALANG.COM/KOMPAS.COM/TRIBUNNEWS.COM)

 

Ikuti saluran SURYAMALANG di >>>>> WhatsApp 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved