Penyakit Jokowi Tak Boleh Kena Sinar Matahari Terpaksa Absen di HUT TNI, Ajudan Jelaskan Kondisinya

Penyakit Jokowi tak boleh kena sina matahari terpaksa absen di HUT TNI, ajudan jelaskan kondisinya, begini kronologi hingga menjalani perawatan.

|
TribunSolo/Ahmad Syarifudin
JOKOWI MENDERITA PENYAKIT - Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi (KANAN) saat ditemui di kediaman Sumber, Banjarsari, Solo, Senin (13/1/2025). Jokowi (KIRI) keluar dari kediamannya (KIRI). Jokowi absen di perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) TNI ke-80 yang digelar di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (6/10/2025). Menurut ajudannya, Jokowi tidak boleh terkena sinar matahari langsung. 

SURYAMALANG.COM, - Penyakit yang diderita Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) membuatnya absen di perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) TNI ke-80 yang digelar di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (5/10/2025).

Padahal sejumlah Presiden dan Wakil Presiden (Wapres) yang pernah menjabat di masa lalu turut hadir dalam acara tersebut. 

Misalnya seperti Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Wapres ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK), dan Wapres ke-11 Boediono.

Selain itu, hadir pula Wapres ke-13 Ma'ruf Amin, istri Wapres ke-9 Hamzah Haz, dan para pimpinan lembaga negara serta menteri.

Akan tetapi Jokowi tidak terlihat dalam acara tersebut. 

Baca juga: Menerka Obrolan Tertutup Jokowi dan Prabowo di Kertanegara, Mengapa Disebut Bahayakan Demokrasi?

Menurut ajudannya, Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah, Jokowi saat ini sedang dalam masa pemulihan.

Jokowi dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan di luar ruangan yang berisiko terpapar panas sinar matahari secara langsung.

“Saat ini beliau masih proses pemulihan, dan dianjurkan agar tidak mengikuti kegiatan di luar ruangan yang terkena panas,” terang Syarif melalui pesan singkat kepada awak media, Minggu. 

Syarif menjelaskan, kondisi kesehatan Jokowi belum sepenuhnya pulih akibat penyakit yang dideritanya.

Sebelumnya, Jokowi diketahui mengalami alergi yang menyebabkan iritasi pada kulit tubuhnya.

Baca juga: Penampakan Salinan Ijazah Jokowi yang Diklaim dari KPU, 5 Bulan Kasus Mandek Belum Ada Tersangka

Penyakit tersebut muncul setelah Jokowi menjalankan tugas sebagai delegasi perwakilan Pemerintah RI dalam kunjungan ke Vatikan beberapa bulan lalu.

Kondisi tersebut sempat menjadi sorotan publik setelah munculnya bercak kemerahan di wajah dan leher Jokowi saat menghadiri sejumlah kegiatan resmi.

Menanggapi hal tersebut, ajudan Jokowi, Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah, memastikan kondisi yang dialami Jokowi bukan penyakit berat tapi hanya alergi kulit biasa.

Syarif menjelaskan, Tim Dokter Kepresidenan juga terus mendampingi dan memantau kondisi Jokowi sejak gejala muncul.

Ajudan Jokowi itu menegaskan, Presiden tetap menjalankan aktivitasnya dengan normal dan tidak ada tanda-tanda sakit serius.

Beberapa waktu lalu, muncul spekulasi di media sosial yang menyebut Jokowi mengalami penyakit kulit langka Stevens-Johnson Syndrome (SJS).

SJS adalah gangguan kulit dan selaput lendir langka yang serius, di mana sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap pemicu seperti obat atau infeksi, menyebabkan kulit melepuh dan mengelupas, terutama pada area mulut, mata, dan alat kelamin.

Namun, kabar tersebut dibantah oleh pihak istana dan disebutkan dugaan alergi tersebut muncul setelah Jokowi berkunjung ke Vatikan.

Kala itu, Jokowi menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan, 26 April 2025.

Obat Manjur Ala Dokter Tifa

Meski dikenal sebagai pengkritik keras Jokowi, Dokter Tifa mendadak menyatakan kesediaannya mengobati penyakit autoimun yang diduga diderita Jokowi

Lewat unggahan di media sosial, Tifa mengklaim memiliki protokol nutrisi yang telah terbukti manjur. 

"Sejak akhir April 2025 sampai akhir September 2025, artinya sudah 5 bulan tampak Penyakit Autoimun Agresif belum menunjukkan progres yang berarti," ungkap Dokter Tifa. 

"Tidak pernah ada kabar bahwa pak Joko Widodo berobat secara serius dan Dokter Kepresidenan juga belum pernah satu kalipun memberikan release terkait keadaan pak Joko Widodo ini," tambahnya. 

"Seperti juga berkali-kali saya sampaikan, jika pak Joko Widodo ingin sembuh, saya punya Protokol Autoimun yang sudah terbukti mampu membantu kesembuhan pasien, dengan suplementasi, nutrisi molekuler, herbal bioactive compounds, dan pola makan berbasis Al Quran, yang saya HAKI-kan dengan nama: Nutrisi Surgawi the 7 Colors Garden Plate," bebernya. 

Hal itu disampaikannya lewat status twitter atau x pribadinya @DokterTifa pada Selasa (30/9/2025). 

Baca juga: Isi Klarifikasi Jokowi Soal Rumor Dukung Prabowo-Gibran Maju 2 Periode di Pilpres 2029

Selain mengikuti protokol autoimun miliknya, ada syarat lainnya yang harus dilakukan Jokowi apabila ingin sembuh.

Antara lain Jokowi harus bertaubat untuk bersungguh-sungguh berhenti melakukan kejahatan, kebohongan, dan kemunafikan. 

"Sebetulnya syarat untuk sembuh dari penyakit berat itu mudah: taubatan nasuha, berjanji kepada Allah dengan sungguh-sungguh berhenti melakukan kejahatan, kebohongan, dan kemunafikan, insyaAllah di masa lansia mencapai akhiratul hasanah, Husnul khatimah," ungkapnya.

Taubat nasuha adalah taubat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, tulus, dan penuh penyesalan, di mana seseorang berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan dosanya serta bertekad untuk menjauhi lingkungan yang dapat mengarah pada dosa tersebut.

Sempat Bertemu Prabowo

Meski sakit, Jokowi sempat datang di kediaman Prabowo yakni Kertanegara Jakarta Selatan pada Sabtu (4/10/2025) atau sehari sebelum perayaan HUT TNI di Monas. 

Pertemuan itu berlangsung tertutup selama dua jam dan tidak diketahui apa yang dibahas oleh Jokowi dan Prabowo. 

Akademisi sekaligus pengamat politik Rocky Gerung ikut mengomentari soal pertemuan itu yang menurutnya bukan hanya pertemuan atau silaturahmi biasa.

Pertemuan dua tokoh bangsa itu membuat banyak spekulasi berkembang di tengah publik

"Iya benar, akhirnya yang berkembang adalah spekulasi. Karena 2 jam pertemuan Pak Prabowo dengan Pak Jokowi tidak ada sedikitpun sinyal tentang apa sebetulnya isunya." kata Rocky di YouTube pribadinya Rocky Gerung Official, Minggu (5/10/2025).

"Kita bisa duga dengan kuat bahwa tentu yang dibicarakan bukan sekedar kangen-kangenan tuh atau silaturahmi segala macam yang seperti yang biasa" imbuhnya. 

"Oh, Pak Jokowi berkunjung ke Pak Prabowo, Pak Prabowo berkunjung karena sahabat lama. Iya, persahabatan itu tentu saja bagus sekali untuk diperlihatkan." sambungnya. 

"Tetapi kalau pertemuan antara dua tokoh tentu itu bukan pertemuan dua sahabat di dalam kondisi politik hari-hari ini kan," jelas Rocky. 

Baca juga: Ini Riwayat Kasus Terorisme Abu Bakar Baasyir, Tiba-tiba Menemui Jokowi di Solo Beri Nasihat

Rocky menilai dengan pertemuan Jokowi dan Prabowo di Kertanegara kemarin, publik kemudian melihat apakah Jokowi mulai gelisah akan keadaan anak-anaknya.

Terutama soal Gibran Rakabuming Raka yang kini menjabat sebagai Wapres tapi banyak sekali isu negatif yang ditujukan padanya, mulai dari isu pemakzulan hingga ijazah palsu.

Lalu juga soal menantu Jokowi, Bobby Nasution yang menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara, dan terus jadi sorotan imbas kebijakan-kebijakannya selama ini.

Rocky pun mempertanyakan, apakah Gibran dan Bobby menjadi tema utama dalam pertemuan Jokowi-Prabowo kemarin.

"Jadi tetap orang mulai membaca apakah kegelisahan Pak Jokowi tentang keadaan anak-anaknya terutama Pak Gibran dan belakangan ada Pak Bobby Nasution yang adalah Gubernur Sumatera Utara" ungkapnya. 

"Itukah yang jadi tema utama sehingga ada urgensi Pak Prabowo menerima Pak Jokowi atau ada urgensi Pak Jokowi ingin bertemu dengan Pak Prabowo. Kan semua itu soal yang dengan mudah, apa namanya hermeneutic of suspicion kita, itu kecurigaan untuk mengetahui itu datang dari fakta-fakta itu" jelas Rocky. 

"Nah, kita coba ulas itu mungkin di dalam upaya untuk memahami yang orang sebut nasibnya Jokowi sih apa sebetulnya ujungnya, nasibnya Pak Gibran apa, nasibnya Pak Bobby apa kan itu sudah jadi sesuatu kasus yang dibicarakan secara luas," terangnya.

Baca juga: Ramalan Rocky Gerung di 2029 Jokowi Jadi Wapres Gibran Jadi Presiden, Relawan: Itu Kurang Ajar

Terlebih menurut Rocky, saat ini tekanan-tekanan dari luar yang diterima Jokowi semakin kuat.

Maka dugaan adanya kegelisahan yang dialami Jokowi ini juga makin menguat.

"Jadi tentu orang akhirnya pergi pada semacam dugaan yang makin masuk akal, bahwa pasti itu yang dibicarakan adalah soal keluarga Pak Jokowi yang mulai terlihat gelisah itu" sebutnya. 

"Karena tekanan dari BEM, tekanan emak-emak, tekanan internasional untuk membuka sebetulnya korupsinya seberapa jauh sih yang melibatkan dinasti politik Pak Jokowi itu" sambung Rocky.

"Jadi ini yang saya anggap sebagai kecerdikan kita untuk membaca psikologi di belakang pertemuan-pertemuan politik antara Pak Prabowo dan Pak Jokowi kemarin," pungkasnya. 

(Tribunnews.com/Tribunnews.com/TribunSolo.com)

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved