Isu Menkeu Purbaya Direshuffle Presiden Prabowo Gegara Utang Whoosh, Netizen Tanya Gerindra

Ramai di media sosial isu Menkeu Purbaya direshuffle Presiden Prabowo gegara utang Whoosh. Warganet tanya Gerindra.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
Kolase KOMPAS.com/ISNA RIFKA SRI RAHAYU dan Dokumen Sekretariat Presiden
RESHUFFLE - Muncul isu Menkeu Purbaya direshuffle Presiden Prabowo perkara utang Whoosh. 

 

Ringkasan Berita:
  • Muncul kabar bahwa Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa akan terkena reshuffle, karena dianggap tidak sepenuhnya sejalan dengan skema pembiayaan proyek Whoosh.
  • Isu ini menyulut spekulasi publik tentang ketegangan internal pemerintahan, dan menjadi topik panas di berbagai platform digital.
  • Akun resmi @gerindra di TikTok dibanjiri komentar warganet, salah satunya bertanya: “Min, beritanya Pak Purbaya kok mau direshuffle sih?”

 

SURYAMALANG.COM - Ramai di media sosial isu Menkeu Purbaya direshuffle Presiden Prabowo gegara utang Whoosh

Hal ini bermula saat Presiden Prabowo secara terbuka menyatakan dirinya siap memikul tanggung jawab penuh atas proyek ambisius Kereta Cepat Whoosh.

Pernyataan tersebut, yang sejatinya dimaksudkan untuk menunjukkan ketegasan dan komitmen seorang pemimpin, justru menimbulkan efek berantai.

Publik di media sosial bereaksi keras, menyoroti berbagai aspek mulai dari arah kebijakan politik, posisi keuangan negara, hingga isu perbedaan pandangan dalam lingkaran kabinet.

Tak butuh waktu lama, hembusan kabar sensitif mulai muncul: Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa disebut-sebut akan terkena reshuffle dari jabatannya.

Desas-desus ini berembus lantang karena Purbaya dinilai tak sepenuhnya sejalan dengan arah kebijakan pembiayaan proyek tersebut.

Kabar itu bagai bara kecil yang menjalar cepat, menyulut percakapan publik di berbagai platform digital dan memicu spekulasi liar tentang dinamika internal pemerintahan.

 

Isu Reshuffle Menggema di Tengah Komitmen Prabowo

Momen ketika Prabowo menegaskan tanggung jawabnya atas Whoosh justru menjadi titik balik perhatian publik.

Alih-alih fokus pada komitmen presiden, warganet beramai-ramai membicarakan rumor reshuffle, seolah-olah ada ketegangan yang tak terucap di balik layar kabinet.

Partai Gerindra, tempat Prabowo bernaung, ikut terseret dalam pusaran diskusi hangat tersebut.

Dalam unggahan terbaru akun resmi @gerindra di TikTok pada Kamis (6/11/2025), kolom komentar mendadak banjir pertanyaan dari ribuan pengguna.

Salah satu komentar yang mencuri perhatian datang dari akun @wonggunungZN yang menulis dengan nada heran:

“Min, beritanya Pak Purbaya kok mau direshuffle sih?”

Pertanyaan itu bukan sekadar komentar melainkan cerminan rasa penasaran publik yang mengikuti setiap dinamika politik di pemerintahan.

Respons Gerindra: Singkat, Santai, tapi Mengena

Menariknya, Partai Gerindra memilih tidak banyak bicara.

Tanpa pernyataan resmi yang panjang lebar, admin akun partai itu menanggapi dengan gaya khas media sosial ringan, cepat, dan penuh isyarat.

Hanya satu kata ditulis oleh akun resmi Gerindra:

“Yaakali.”

Balasan singkat ini justru meledak di dunia maya. Dalam hitungan jam, komentar tersebut menjadi viral dan dianggap publik sebagai penolakan halus namun tegas terhadap kabar reshuffle yang beredar.

Bagi banyak orang, satu kata itu sudah cukup menjawab: isu perombakan kabinet tak punya dasar kuat.

Publik Soroti Sikap Prabowo Soal Utang Whoosh

Di sisi lain, warganet menyoroti pernyataan Prabowo mengenai utang proyek Whoosh.

Presiden menegaskan bahwa proyek transportasi publik tak boleh semata dinilai dari sisi untung-rugi, melainkan manfaatnya bagi rakyat.

“Jadi saya sekarang tanggung jawab Whoosh. Whoosh itu, semua pabrik transportasi di seluruh dunia jangan dihitung untung rugi, hitung manfaat nggak untuk rakyat.

Di seluruh dunia begitu, ini namanya public service obligation,” ujar Prabowo dalam peresmian Stasiun Tanah Abang Baru, Jakarta Pusat, Selasa (4/11/2025).

Pernyataan ini memicu dua pandangan berbeda.

Sebagian publik menilai Prabowo menunjukkan sikap tegas dan visioner dalam melanjutkan proyek strategis nasional.

Namun, tak sedikit pula yang beranggapan bahwa Presiden tengah menanggung beban politik dan finansial dari warisan proyek era sebelumnya.

Isu APBN untuk Bayar Utang Whoosh

Gelombang spekulasi kian menguat setelah CEO Danantara, Rosan Roeslani, memberikan sinyal bahwa pemerintah akan menggunakan APBN untuk membayar utang proyek Whoosh lewat skema Public Service Obligation (PSO).

“Skema PSO ini sedang dimatangkan, agar pembiayaan proyek tidak membebani operasional jangka panjang,”
ungkap Rosan dalam keterangan terpisah.

Ucapan itu memperkuat dugaan publik bahwa utang triliunan rupiah yang sebelumnya diungkap oleh Menkeu Purbaya kini benar-benar menjadi beban negara.

Situasi ini membuat nama Purbaya kembali berada di tengah badai politik dan ekonomi yang kian sulit ditebak arahnya.

(SURYAMALANG.COM/TRIBUNTRENDS.COM)

Ikuti saluran SURYAMALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved