Surabaya

Wow, Bule-bule Cantik Berkebaya Antusias Belajar Gamelan Jawa

Dalam balutan kebaya dan kain yang ia gunakan, Katarina berusaha menahan gerah untuk bisa mendalami budaya Jawa.

Penulis: Neneng Uswatun Hasanah | Editor: fatkhulalami
SURYA/Neneng Uswatun Hasanan
Mahasiswa asing belajar gamelan di SMPN 29 Surabaya, Senin (30/05/2016). 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Sambutan baik dari warga Surabaya dan siswa-siswi SMPN 29 Surabaya atas kedatangan 12 mahasiswa asing dalam rangka program Indonesian Arts and Culture Scholarship 2016, membuat para mahasiswa tersebut bersemangat.

Uniknya, budaya Jawa juga membuat mereka antusias untuk belajar. Salah satunya adalah Katarina Seme, mahasiswa dari Slovenia, yang sangat bersemangat di tengah cuaca panas Surabaya.

"Terasa panas memang, namun senang sekali sambutannya sangat meriah dan ramah," katanya.

Apalagi dalam balutan kebaya dan kain yang ia gunakan, Katarina berusaha menahan gerah untuk bisa mendalami budaya Jawa.

"Memang panas tapi saya merasa sangat feminim dengan pakaian ini, saya suka," lanjut gadis berusia 22 tahun itu.

Dari semua budaya, ia mengaku paling tertarik pada gamelan.

"Saya selama ini belum pernah mempelajari instrumen musik apapun jadi sempat takut untuk belajar karena saya merasa belum punya sisi seni musik sedikitpun. Tapi karena irama dan bentuk gamelan yang unik, saya tertarik untuk terus belajar," ungkapnya.

Mahasiswi Academy of Fine Arts and Design Slovenia itu sudah mengunjungi Tugu Pahlawan, Parade Bunga, Festival Rujak Uleg, dan museum-museum di Surabaya bersama mahasiswa lain.

"Saya tidak sabar untuk belajar budaya lain di Jawa karena banyak sekali budaya unik dan seru di sini," ujarnya.

Fauzan, perwakilan Independent Movie Surabaya, mengatakan program Indonesian Arts and Culture Scholarship 2016 baru sejak 2010 diadakan di Surabaya.

"Program ini diikuti oleh 60 peserta dari 41 negara yang terbagi atas lima kelompok di lima kota Indonesia, yakni Surabaya, Bali, Yogyakarta, Makassar, dan Padang.

Intinya adalah pendekatan seni budaya untuk diplomasi publik. Selain itu untuk menyebarluaskan nilai-nilai dan gambaran mengenai keanekaragaman budaya Indonesia, serta merangsang apresiasi masyarakat lokal terhadap seni budaya yang mulai surut. Mahasiswa asing saja mau belajar dan menghargai budaya Indonesia, masa kita sendiri tidak," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved