Cukup 2 Jam, Ali Imron, Terpidana Bom Bali, Memprovokasi Sampai Siap Bunuh Diri
"Cukup 2 Jam Saja Saya Bisa Meyakinkan Orang Untuk Menjadi Teroris", Kata Ali Imron, Terpidana Bom Bali
Penulis: Fakhri Hadi Pridianto | Editor: Fakhri Hadi Pridianto
SURYAMALANG.com, Jakarta - Maraknya kasus bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya dan Sidoarjo, membuat Ali Imron, terpidana kasus bom bali, mengungkapkan beberapa fakta mengenai aksi terorisme.
Ali Imron mengatakan kepada Tribunnews, bahwa dirinya sudah menjadi teroris jauh sebelum berdirinya ISIS.
Ia pun menambahkan bahwa Jamaah Islamiyah (JI) yang berhubungan dengan Alqaidah itu sangat berbeda dengan Jamaah Ansarut Daulah (JAD) yang terafiliasi dengan ISIS.
Saat wawancara dengan Rosiana Silalahi, salah satu News Director Kompas TV, Ali Imron memberikan pernyataan yang tak terduga.
Wawancara tersebut dimuat dalam akun instagram @silalahirosi
"Sebenarnya berapa lama sih yang dibutuhkan oleh remaja atau usia-usia muda lainnya untuk menerima paham ini dan kemudian bergabung dengan kelompok teroris?", tanya Rosi kepada Ali Imron.
"Jadi tidak lama", jawab Ali Imron.
"Tidak lama?", sambung Rosi.
"Tidak lama. Kalau seperti saya ini memahamkan orang cukup 2 jam saja", tegasnya.
Simak video berikut, wawancara singkat Rosi Silalahi bersama Ali Imron
Ketika terpidana bom Bali, Ali Imron bicara soal berapa lama ia mampu mendoktrin remaja...
Ali Imron adalah bagian dari Trio Lamongan, pelaku bom Bali yg menewaskan lebih dari 200 org tak berdosa. #interview #exclusive #terorisme #doktrin #cegahpahamradikal #saynotoradicalism #kompastv #rosikompastv
Beber Perbedaan JI dan JAD
Ali Imron, mantan perencana dan pelaku serangkaian teror di Indonesia membeberkan perbedaan antara Jamaah Islamiyah (JI) dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) merupakan kroni dari ISIS.