Malang Raya

Upacara Bersih Desa Beji Kota Batu, Warga Rebutan Tumpeng Raksasa

Kepala Desa Beji, Kukuh Kusbianto mengatakan jika selamatan desa ini bertujuan sebagai simbol rasa syukur, nikmat dan rejeki atas karunia Tuhan

Penulis: Benni Indo | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/Benni Indo
Masyarakat Desa Beji, Kota Batu, merebut buah yang tertancap di tumpeng jabutan dalam kegiatan bersih Desa Beji, Senin (30/7/2018). 

SURYAMALANG.COM, BATU - Semarak warga Desa Beji, Kota Batu, menyambut upacara ritual bersih desa begitu terasa, Senin (30/7/2018). Pawai budaya dengan mengarak tumpeng jabutan serta tayuban di dua punden yakni di punden Beji dan punden Ngemplak semakin menyemarakkan acara.

Ratusan masyarakat Desa Beji tumpah ruah di jalanan. Ada tujuh tumpeng berisikan hasil pertanian, uang pecahan hingga produk UMKM yang disusun setinggi satu meter dan diarak sekitar 500 meter dari dua punden ke lapangan desa.

Setelah pembacaan doa oleh tokoh masyarakat, ratusan masyarakat yang hadir langsung berebut tumpeng yang disusun itu.

Kepala Desa Beji, Kukuh Kusbianto mengatakan jika selamatan desa ini bertujuan sebagai simbol rasa syukur, nikmat dan rejeki atas karunia Tuhan.

"Selain itu, melalui kegiatan bersih desa, warga Desa Beji diharapkan terhindar dari segala mara bahaya," ujar Kukuh Kusbianto, Senin (30/7/2018).

Ia menjelaskan, melalui uapacara yang telah menjadi adat istiadat itu, masyarakat meyakini tumpeng yang baru dikirab dan berisi hasil bumi itu adalah berkah bagi yang mendapatkannya. Namun yang membedakan, beberapa isi tumpeng adalah produk UMKM seperti keripik miler, opak, rengginang dan jajanan ringan lainnya.

Sementara itu, Mustari Janib selaku tokoh masyarakat Desa Beji menambahkan jika bersih desa ini juga sebagai penghormatan dari Mbah Ibut atau dikenal dengan nama Raden Sastrokardiman. Diceritakan, dalam pengembaraannya, mbah Ibut berakhir disebuah tempat, yakni Beji.

"Di Desa Beji inilah Raden Sastrokardiman menemukan Beji yaitu alat pengasa atau pusaka. Sehingga desa ini diberi nama Desa Barji," bebernya.

Bahkan di desa Beji, lanjut Mustari, Raden Sastrokardiman juga menyebarkan agama Islam dan membangun pondok pesantren serta membuka lahan untuk bercocok tanam.

Karena itu, dengan upacara yang dilakukan setiap tahunnya, ia juga berharap masyarakat mengetahui cikal bakal sejarah Desa Beji sendiri.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved