nasional
Ini Risiko Besar Yang Dihadapi Tim Penyelam Yang Mengevakuasi Lion Air JT 610
Seorang anggota tim penyelam relawan Basarnas meninggal dunia, berikut risiko yang dihadapi para penyelam saat mengevakuasi puing-puing Lion Air.
Penulis: Raras Cahyaning Hapsari | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.com – Kabar duka datang dari Tim penyelam yang bertugas mengevakuasi puing-puing pesawat JT 610.
Seorang penyelam atas nama Syahrul Anto dikabarkan meninggal dunia saat proses pencarian di kawasan perairan Karawang, Jawa Barat, Sabtu 3 November 2018.
Melansir dari USA Today, risiko pekerjaan para penyelam ini memang sangat besar.
Ada beberapa ancaman kematian bagi penyelam yang kaitannya dengan kondisi tubuh saat menyelam, apa saja?
Baca: 3 Lagi Korban Lion Air JT 610 Berhasil Diidentifiaskai, Salah Satunya Karena Tato
Baca: Artis Judika Meriahkan Pengundian Hadiah Simpeda 2018 Bank Jatim
1. Barotrauma
Barotrauma adalah kerusakan yang mungkin terjadi pada kantong udara di bagian telinga tengah seorang penyelam.
Hal ini terjadi karena peningkatan tekanan bawah air.
Seperti yang diketaui, tekanan air berbanding lurus dengan kedalaman suatu perairan.
Semakin dalam suatu perairan maka akan semakin besar pula tekanan air yang ada.
Untuk mencegah hal ini, penyelam biasnaya mencubit hidung mereka, atau menggunyah dan menelan ludah.
Hal itu dilakukan agar lebih banyak udara masuk ke bagian tengah.
Perubahan tekanan yang terlalu cepat dapat menyebabkan rasa sakit yang parah bahkan cedera pada telinga.
Baca: Hotman Paris Sempat Disindir Sang Putri Soal Wanita-wanita cantik, Begini Tanggapan sang Ayah
Baca: Relawan Basarnas Yang Meninggal, Akan Dimakamkan Siang Ini Di Surabaya
2. Dekompresi
Dekompresi adalah kondisi berbahaya yang dihadapi oleh para penyelam.
Dekompresi disebabkan oleh tekanan bawah air yang meningkat, hal itu menjadikan jaringan tubuh menyerap lebih banyak nitrogen.