Kabar Mojokerto
Hartono 30 Tahun jadi Perajin Wayang Kulit, Kini Menetap di Mojokerto
"Saya sudah membuat wayang sejak kecil, kalau dihitung kira-kira sudah 30 tahun," ujarnya kepada SuryaMalang.com, Selasa (27/11/2018).
Penulis: Danendra Kusuma | Editor: yuli
SURYAMALANG.COM, MOJOKERTO - Di depan teras rumah di Desa Bejijong, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, terlihat pria paruh baya sibuk memahat pola di atas kulit sapi yang telah dikeringkan.
Tangannya sangat lihai ketika memahat, sorotan matanya membelalak seakan tak ingin pahatannya keluar dari garis pola yang dibuat.
Selang beberapa jam, pola-pola itu telah berbentuk sebuah karakter pewayangan. "Saya sedang membuat wayang kulit karakter Ramayana," celetuknya.
Pria itu bernama Hartono (52), perajin wayang sejak tahun 1988.
"Saya sudah membuat wayang sejak kecil, kalau dihitung kira-kira sudah 30 tahun," ujarnya kepada SuryaMalang.com, Selasa (27/11/2018).
Sejak kecil, Hartono sudah tak asing dengan wayang kulit. Sebab, di lingkungan tempat tinggalnya, di Solo, para tetangga Hartono rata-rata bekerja sebagai perajin wayang kulit.
"Saya pun ikut belajar membuat. Alhamdulillah bisa dan berjalan sampai saat ini," terangnya.
Hartono mulai mencoba belajar membuat wayang kulit ketika duduk dibangku sekolah dasar. Awal belajar, tentunya wayang hasil karya Hartono bentuknya belum sempurna. Tetapi dia tak patah semangat dan terus belajar.
"Saat SMP saya sudah bisa membuat wayang sendiri tanpa bimbingan tetangga lagi. Bahkan, wayang buatan saya laku terjual," ucapnya.
Setelah dirasa cukup lihai membuat wayang. Sekitar tahun 2003 dia memilih untuk merantau. Hartono telah kepincut menjadi seorang perajin wayang. Terbukti, ketika merantau dia tidak ada niatan untuk mencari pekerjaan lain.
"Saya merantau ke Jakarta. Di sana saya membuka usaha pembuatan wayang. Setelah di Jakarta saya pindah ke Batam, Malang, Sidoarjo, dan terakhir di Mojokerto," sebutnya.
Pasang surut penjualan wayang sudah dirasakannya. Tetapi dia tetap teguh dengan pendiriannya menjadi seorang pengrajin wayang kulit. Berbagai usaha dia lakukan agar usahanya tetap bertahan.
Kini, Hartono tinggal memetik buah dari hasil kerja kerasnya. Dari hasil membuat wayang Hartono bisa mencukupi kebutuhan anak-anak dan istrinya, menyekolahkan hingga tamat, membeli sepeda motor, dan membeli sebuah rumah.
"Setiap bulan saya dapat meraup keuntungan bersih hingga Rp 5 sampai 6 juta. Setiap sebulan saya mendapat 6 pesanan wayang," katanya.
Wayang buatan Hartono dibanderol dengan harga mulai dari Rp 300.000 sampai Rp 2.000.000. semakin mahal harga wayang semakin besar pula ukurannya. Katakter wayang yang paling banyak diminati pelanggannya adalah rata-rata tokoh Gatot Kaca, Kresna, Arjuna, Pandawa Lima.