Malang Raya
Polisi Selidiki Kasus Robohnya Wahana Kursi Terbang di Pasar Malam Kepanjen, Lima Orang jadi Korban
Kasus robohnya wahana permainan kursi terbang di Pasar Malam halaman luar Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Sabtu (8/6/2019), masih dalam proses penyelidik
Penulis: Mohammad Erwin | Editor: yuli
SURYAMALANG.COM, KEPANJEN - Kasus robohnya Paris Swing atau wahana permainan kursi terbang di Pasar Malam halaman luar Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Sabtu (8/6/2019), masih dalam proses penyelidikan oleh kepolisian.
"Sedang kami dalami kasusnya. Beberapa saksi sudah kami minta keterangan. Di antaranya pemilik dan pengunjung, petugas operatornya juga telah kami periksa," ujar Kapolsek Kepanjen, Kompol Bindriyo.
Bindriyo menambahkan, polisi masih belum bisa menyimpulkan terkait siapa yang bertanggung jawab untuk proses selanjutnya.
"Kami dalami terlebih dahulu apakah ada unsur kelalaiannya atau tidak," imbuh Bindriyo.
Di sisi lain, Bindriyo menyampaikan dari hasil olah TKP dan keterangan saksi, diduga biang kerok kecelakaan robohnya kursi terbang tersebut karena listrik padam.
"Saat listrik mati, wahana langsung berhenti. Ketika berhenti itulah, para penumpang panik. Ketika panik, penumpang ada yang turun sehingga posisi wahana tak seimbang dan akhirnya roboh," jelasnya.
Kini, kelima korban robohnya kursi terbang, semuanya sudah diperbolehkan pulang dari RSUD Kanjuruhan Kepanjen.
"Sejak Sabtu malam, sudah pulang semuanya. Tapi ada satu korban yang baru pulang Minggu pagi karena harus menunggu hasil CT Scan. Tapi, setelah hasilnya tidak ada apa-apa, baru boleh pulang," katanya.
Diberitakan sebelumnya, lima orang dilarikan ke rumah sakit akibat insiden robohnya wahana kursi gantung di pasar rakyat di Kabupaten Malang pada Sabtu (8/6/2019).
Lima korban itu adalah Yosifa Nesaa Fariska Dewi (12), Halatus Sakdiyah (20), Azarah Nursifa Nabila (10), Royana Billgis Anjani (12), Biola Dewi Sefitriya (19).