Ajaran ISIS Masuk Sekolah

Dewan Pendidikan Jombang Panggil Tim Penulis Buku Berisi Ajaran ISIS

“Mereka kami minta menjelaskan kronologi pembuatan buku itu, sampai kemudian muncul kalimat yang menyebut orang Islam boleh membunuh nonmuslim,"

Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM/Sutono
Ketua Dewan Pendidikan Jombang Handy Widyawan (kanan) bersama beberapa anggotanya, saat rapat internal menyikapi ditemukannya buku PAI Kelas XI SMA yang berisi ajaran radikal ala ISIS. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Buku Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas XI SMA yang berisi ajaran berbau radikalisme ala Islamic State of Iraqy/Syam (ISIS) dan beredar di sejumlah sekolah di Jombang, Jawa Timur juga ditanggapi Dewan Pendidikan (DP) setempat.

Ketua Dewan Pendidikan Jombang, Handy Widyawan menjelaskan, pihaknya segera memanggil tim penulis buku, dalam hal ini Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan Agama Islam (PAI). Pemanggilan dilakukan bersama Dinas Pendidikan (Disdik) setempat.

“Mereka kami minta menjelaskan kronologi pembuatan buku itu, sampai kemudian muncul kalimat yang menyebut orang Islam boleh membunuh nonmuslim. Ini bukan untuk mengadili, tapi sebagai evaluasi, sebagai pembelajaran bagi kita agar ke depan lebih hati-hati,” kata Ketua DP Jombang Handy Widyawan, Sabtu (21/3/2015).

Diungkapkan, setelah melakukan klarifikasi dengan MGMP serta mendapat data dan informasi yang dirasa lengkap, DP akan mengeluarkan rekomendasi terkait buku ‘bermasalah’ tersebut.

Bagaimana bentuk dan arah rekomendasinya, Handy belum bisa menyebut secara rinci, karena pertemuan dengan MGMP baru dijadwalkan Senin (23/3/2015) depan.

“Tapi yang sudah pasti, buku itu hendaknya segera ditarik dari sekolah-sekolah, agar tidak menyesatkan. Apalagi dibaca oleh anak-anak remaja tanpa rujukan secara utuh,” jelas Handy.

Setelah ditarik, imbuh Handy, harus segera direvisi dengan melibatkan tokoh agama setempat, serta memperkaya materinya dengan mengedepankan muatan lokal (local wisdom).

“Kami sarankan memasukkan pemikiran para tokoh dari Indonesia dan Jombang,” kata Handy.

Disinggung tentang sikap Kepala Disdik Jombang Muntholip yang enggan menarik buku tersebut dari peredaran, Handy menyatakan akan melakukan komunikasi dengan Kepala Disdik agar bersedia menarik.

“Lebih-lebih Mendikbud juga sudah menyatakan akan segera menarik buku PAI dan Budi Pekerti Kelas XI untuk SMA. Padahal buku tersebut merupakan sumber referensi utama buku PAI di Jombang, yang kemudian memunculkan masalah,” jelas Handy.

Buku PAI kelas XI SMA yang berisi ajaran intolerasi dan radikalisme beredar di sejumlah sekolah di Jombang. Pada halaman 78 disebutkan, orang menyembah selain Allah atau non muslim, boleh dibunuh. Ajaran itu tidak jauh beda dengan yang dipegang jaringan ISIS.

(Sutono)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved