Ngawi

Tragis, Sawah dan Motor Diambil Paksa, Pria Ini Babak Belur Dipukuli PNS

Gara gara belum bayar hutang ke rentenir, Mugiri (56), warga Dusun Wates, Desa Dawu, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur klenger dihajar.

Editor: fatkhulalami
Tribunnews.com
Ilustrasi 

SURYAMALANG.COM, NGAWI - Gara gara belum bayar hutang ke rentenir, Mugiri (56), warga Dusun Wates, Desa Dawu, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa timur klenger dihajar Muryanto, PNS Kodim Ngawi yang merangkap centeng rentenir itu.

Kejamnya, saat melakukan penganiayaan, kedua tangan korban dalam kondisi diikat ke belakang.

Kasus ini oleh warga setempat sudah di laporkan ke Polsek Paron. Sementara tersangka Muryanto, setelah kejadian itu dijemput sejumlah personil TNI dengan menggunakan pick-up, dikawal dua Personil TNI bersepeda motor, ditengarai dbawa ke Makodim Ngawi.

"Muryanto yang melakukan penganiayaan itu di desa sini (Desa Dawu) meski hanya PNS Kodim, tapi kelakuannya melebihi tentara beneran,"ujar warga setempat, yang mengaku ikut melapor ke Polsek Paron kepada Surya, Minggu (20/6/2015).

Menurut pria berkumis yang minta namanya tidak disebut, kasus penganiayaan yang melibatkan tersangka Muryanto, preman renternir ini bermula, ketika korban punya hutang kepada Suyadi, Dusun Wates, Desa Dawu yang tidak saja dikenal sebagai renternir kaya, tapi juga raja tega.

"Hutang pastinya berapa, kami belum tahu. Kalau infornasinya tidak lebih dari Rp 10 juta. Karena korban ini dianggap tidak bisa bayar, jaminan tanah sawah dan dua sepeda motornya diambil paksa,"ujarnya.

Awalnya, kedatangan korban ke rumah Suyadi renternir itu untuk minta penjelasan, sebenarnya hutangnya itu berapa. Karena sudah dibayar dengan tanah sawah dan dua sepeda motor, korban dikatakan masih punya hutang.

"Mungkin korban agak stres karena mikir hutang ke Suyadi ini tidak kunjung lunas. Padahal semua hartanya sudah habis di ambil Suyadi. Siang itu korban ke rumah Suyadi ingin klarifikasi, masih berapa hutangnya,"jelas pria berkulit gelap ini.

Tapi, lanjutnya, ketika korban ke rumah Suyadi, yang bersangkutan tidak ada dirumah, dan korban ditemui anak menantu Suyadi, yang warga baru di lingkungan Desa Wates.

"Kemungkinan saat klarifikasi itu nada pembicaraan korban agak tinggi sehingga menyulut amarah menantu korban. Di rumah Suyadi ini korban sempat di pukul menantu renternir itu beberapa kali, dan korban lari keluar rumah,"ujarnya.

Dikatakan sumber ini, karena orang baru, menantu Suyadi yang melakukan pemukulan ini, karena warga baru, belum banyak diketahui namanya. Tapi semua warga disini hafal sosok mantu Suyadi itu.

"Lari keluar dari rumah Suyadi, menghindari pukulan menantu renternir. Dalam perjalanan pulang itu, korban rupanya tidak menyadari kalau dibuntuti Muryanto, PNS Kodim Ngawi, yang masih juga tetangga dengan korban. Tahu tahu, sesuai keterangan korban, kedua tangannya sudah terikat ke belakang, dan bertubi tubi bogem mentah dan tendangan di arahkan ke perut korban," katanya, seraya menambahkan warga pesimis, kasus ini akan diproses hukum, karena renternir ini amat kaya raya.

Kepala Desa Dawu, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Suwito, yang dikonfirmasi membenarkan kejadian itu, tapi kasusnya sudah dihentikan, karena sudah bisa didamaikan.

"Kita diperintahkan untuk menjaga kerukunan dan keamanan di desa. Karena kasus ini sudah didamaikan dan korban juga sudah terima. Jangan lagi diperpanjang, nanti membuat desa kisruh (kacau),"kata Kades Suwito.

(Doni Prasetyo)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved