Malang Raya
Shelter Baru Terminal Arjosari Malang Gaggal Dipakai Arus Mudik Lebaran
Shelter baru di Terminal Arjosari, Kota Malang, Jawa Timur yang diharapkan bisa dipakai untuk arus mudik Lebaran tahun ini (2015) ternyata gagal.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Shelter baru di Terminal Arjosari, Kota Malang, Jawa Timur yang diharapkan bisa dipakai untuk arus mudik Lebaran tahun ini (2015) ternyata gagal. Sampai sekarang kelanjutan pembangunan di Terminal Arjosari tidak jelas.
"Belum bisa dipakai (arus mudik), informasinya pembangunannya baru dilanjutkan setelah Lebaran," kata Kepala TU UPT Terminal Arjosari, Agus Ruskandi, Senin (29/6/2015).
Pantauan di lokasi, memang tidak ada aktivitas pembangunan di terminal. Bangunan shelter baru di terminal masih ditutup seng. Padahal, rencananya, pada Lebaran 2015 ini bangunan baru di terminal bisa difungsikan untuk arus mudik.
"Nanti kami minta ke pekerja proyek agar menggeser pagar yang menutup bangunan baru. Biar sirkulasi kendaraan di terminal lama lebih lancar dan longar," ujar Agus.
Ia menyatakan, tidak ada persiapan khusus untuk menyambut arus mudik Lebaran di Terminal Arjosari. Hanya pembenahan-pembenahan ringan seperti perbaikan landasan, dan menguruk lubang di pintu masuk terminal.
"Pengerjaan akan kami laksanakan 10 hari sebelum Lebaran," katanya.
Kepala UPT Terminal Arjosari, Hadi Supeno memperkirakan jumlah penumpang di Terminal Arjosari pada mudik Lebaran tahun ini turun. Penurunan penumpang diperkirakan mencapai 3-5 persen. Hal itu mengacu pada data mudik Lebaran tahun sebelumnya.
Pada 2013, mulai H-7 sampai H+7 jumlah penumpang di Terminal Arjosari mencapai 438.903 orang. Angka itu menurun pada arus mudik Lebaran 2014. Jumlah penumpang mulai H-7 sampai H+7 mencapai 378.886 orang.
"Penurunannya sekitar lima persen. Diperkirakan Lebaran tahun ini juga turun," ujarnya.
Perlu diketahui, pembangunan Terminal Arjosari dimulai sejak 2011 dan ditargetkan selesai 2014. Tetapi pembangunan terminal molor hingga sekarang. Anggaran pembangunan terminal dari pemerintah pusat. Awalnya, pemerintah pusat menganggarkan Rp 110 miliar untuk pembangunan terminal.
Pembangunan terminal sempat berhenti karena anggaran dari pemerintah pusat tidak cair. Lalu pemerintah pusat membuat DED baru pembangunan terminal. Berdasarkan DED baru, anggaran pembangunan terminal dipangkas sekitar 50 persen dan tinggal Rp 60 miliar.
Untuk tahap pertama dan kedua, anggaran sudah cair Rp 20 miliar. Pada 2014, anggaran pembangunan cair Rp 7,5 miliar. Pada 2015 ini, awalnya, pemerintah pusat akan mencairkan lagi anggaran Rp 30 miliar untuk penyelesaian pembangunan terminal. Sekarang pemerintah pusat memberikan tambahan anggaran Rp 10 miliar.