Trenggalek
70 Hari Khairun Tersiksa Karena Kakinya Hitam Membusuk dan Lumpuh
Kaki kiri yang telah menghitam itu tidak dapat digerakkan lagi. Jika dipakai tiduran posisi kaki kirinya tetap berada di bawah ranjang.
Penulis: Didik Mashudi | Editor: musahadah
SURYAMALANG.COM, TRENGGALEK - Kondisi Khairun (64) warga Desa Sumberejo, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur sangat memprihatinkan.
Kaki kirinya membusuk hingga berwarna hitam seperti tersiram aspal. Diduga hal itu disebabkan karena syarat kakinya terjepit.
Meski demikian, pria paruh baya ini hanya mendapatkan perawatan seadanya di dapur rumahnya.
"Sudah sekitar 70 hari kondisi kaki kiri bapak saya begitu. Waktu saya periksakan ke RSUD dr Iskak Tulungagung, dokternya sudah angkat tangan," ungkap Kusrianto (36) anak kedua Khairun kepada Surya, Rabu (5/8/2015).
Diungkapkan Kusrianto, untuk merawat ayahnya hanya memberi satu tablet pil tiamicin 1000 setiap hari. Untuk menambah asupan vitamin diberi sari kurma dan merawat kaki kirinya diberi cairan antibiotik rivanol.
Kondisi kaki kiri Khairun sudah mulai menghitam mulai dari pergelangan lutut ke bawah. Dari jarak sekitar 3 meter sudah tercium aroma kurang sedap.
Kaki kiri yang telah menghitam itu sudah tidak dapat digerakkan. Jika dipakai tiduran posisi kaki kirinya tetap berada di bawah ranjang.
Hanya kaki kanan saja yang masih digerakkan. Dalam keseharian Khairun hanya dapat tiduran di ranjang sederhana dapur rumahnya.
Semenjak sakit, Khairun ditempatkan di ruangan dapur rumahnya. Istrinya Ny Khotimah (60) bersama anak dan menantu yang sehari-hari merawatnya.
Dari keterangan Kusrianto, kaki ayahnya mengalami kelainan setelah menderita syaraf kejepit di bagian kakinya. Akibat penyakit itu kondisi kaki kiri ayahnya mengalami kelainan.
Sebelum menderita kaki membusuk, hanya ada luka kecil di bagian kakinya. Namun luka itu lama-kelamaan semakin merembet membesar serta merata mulai dari dengkul hingga telapak kaki.
Semula Khairun dibawa ke klinik pengobatan di Durenan. Kemudian dirujuk ke RSUD dr Iskak Tulungagung. Namun sejauh ini petugas medis tidak memberikan rujukan pengobatan ayahnya. "Keterangan dokter, bapak saya harus ditangani dokter spesialis syaraf. Namun tidak diminta dirujuk ke rumah sakit lain," jelasnya.