Mahasiswa Suguhkan Teman ke Pacar

Tato di Dada, Punggung dan Paha Mahasiswi Pacar Gama Penuh Misteri

Gadis yang berstatus mahasiswi di Universitas Brawijaya ini mengatakan ada tiga tato ditubuhnya, dan semua tato berkaitan dengan Gama Mulya (24)

Penulis: Adrianus Adhi | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo
Kompol Dewa Putu Eka Darmawan, Wakapolresta Malang menunjukan sejumlah barang bukti yang disita dari tangan tersangka Gama Mulya dan Suci Anin Nastiti di Mapolres Malang Kota, Selasa (11/8/2015). Tersangka membius korban dan menyetubuhinya. 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN – Sebuah pengakuan mengejutkan tersiar dari Suci Anin (20), pelaku sekaligus korban asusila di Polresta Malang.

Gadis yang berstatus mahasiswi di Universitas Brawijaya ini mengatakan ada tiga tato ditubuhnya, dan semua tato berkaitan dengan Gama Mulya (24), lelaki yang sudah ia pacari selama 1,5 tahun.

Tato pertama ada di dada Anin, dan bertuliskan Gama. Tato kedua ada di punggung Anin, dan bertuliskan ‘Gama Slave’ yang berarti budak, atau pelacur. Tato terakhir adalah kalimat bahasa inggris di paha kanan Anin, yang diartikan berarti: Apapun yang terjadi Anin adalah milik Gama.

“Ini adalah penjajahan perempuan,” kata Ya’qud Ananda Qudban, aktivis, sekaligus anggota DPRD Kota Malang yang mendengar pengakuan tersebut dari Anin di salah satu ruang Polresta Malang, Selasa (18/8/2015) siang.

Ya’qud kala itu datang bersama empat anggota dari Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI). Mereka datang sekitar pukul 15.00, dan langsung meminta untuk bertemu Anin, serta WW (20) secara tertutup.

Mereka juga mendengar pengakuan blak-blakkan dari kedua korban Gama tersebut.

Wanita berjilbab, yang menjabat sebagai Ketua KPPI ini menyebut Anin sebagai korban Gama berdasarkan dari pertemuannya tadi. Selain indicator tattoo ditubuh Anin, juga ada indicator lain yang ia tolak sebutkan karena persoalan pribadi, dan ada pengakuan yang berbau seksual.

“Saya terkejut mendengarnya, dan persoalan ini akan kami sampaikan ke Women Crisis Center, dan Komnas Perempuan agar ia dan korban (WW) didampingi, serta diadvokasi,” kata politisi dari Partai Hanura ini.

Terkait tato tersebut, Ya’qud menjelaskan bahwa cap tersebut dibuat permanen. Pengakuan Anin padanya, tato ini dibuat berdasarkan permintaan dari sang kekasih, Gama. Mereka membuatnya di Bali, ketika sedang berlibur, serta dua tato lagi dibuat Malang.

Tak diketahui apa maksud Gama meminta hal tersebut pada Anin, tapi kata Yaqud, wanita ini menuruti lantaran cinta.

Begitupula dengan alasan Anin menuruti kemauan Gama untuk mencari seorang gadis perawan, atau ketika mereka bercinta dengan jalan yang tak wajar.

Ya’qud mengatakan cinta adalah alasan Anin melakukan semua tindakan tersebut.

“Istilahnya, too much love will kill you,” kata Ya’qud.

Menurut Ya’qud, hubungan asmara Anin dan Gama berjalan tak wajar, dan irasional. Meski demikian, saat ini Anin mengaku padanya jika pandangan kehidupan dia mulai terbuka. Anin juga ingin berkuliah kembali seusai menjalani masa hukuman nanti.

Begitupula dengan WW (20), korban asusila dari Anin dan Gama yang turut mereka temui. Korban yang juga teman kuliah pelaku juga ingin melanjutkan masa depan mereka. Tambah lagi, dukungan moral yang datang pada mereka juga terus berdatangan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved