Gunung Bromo Siaga
Pintu Masuk ke Gunung Bromo Ditutup, Ini Dampaknya ke Wisata Jatim
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menutup pintu masuk bagi wisata di kawasan gunung Bromo.
Penulis: Dyan Rekohadi | Editor: musahadah
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Peningkatan status Gunung Bromo dari Waspada ke Siaga membuat Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menutup pintu masuk bagi wisata di kawasan gunung Bromo.
Penutupan ini tentunya berpengaruh pada jumlah kunjungan wisatawan nusantara (Wisnus) maupun wisatawan mancanegara (Wisman). Target kunjungan ke salah satu lokasi tujuan wisata favorit di Jatim itu di tahun 2015 terancam tidak tercapai.
Di tahun 2015 ini Balai Besar TNBTS mencanangkan target kunjungan wisata di kawasan Bromo, Semeru dan sekitar sebesar 580 ribu wisatawan. Jumlah target itu masing-masing ditargetkan 550 ribu Wisnus dan 30 ribu Wisman sepanjang tahun 2015.
Sebagai pembanding, di sepanjang tahun 2014, jumlah kunjungan Wisman ke Bromo Semeru mencapai 23.712 dan kunjungan Wisman sebanyak 546.433 wisatawan dengan total kunjungan selama setahun sebanyak 570.145 wisatawan.
Dari data kunjungan wisatawan hingga Oktober 2015, jumlah pengunjung di kawasan TNBTS sudah menembus angka 435.000 an wisatawan secara total. Tapi jumlah realisasi di bulan Oktober itu sudah berkurang dari rata-rata kunjungan wisatawan di bulan-bulan biasanya.
Kasubag Evaluasi Pelaporan dan Humas TNBTS, Khairun Nisa mengatakan jumlah kunjungan wisatawan ke Bromo sudah mulai berkurang ketika status Bromo ditetapkan Waspada memasuki bulan Oktober. Bukan hanya kunjungan ke gunung Bromo, jumlah pengunjung ke gunung Semeru di bulan ini juga menurun karena ada kebakaran hutan dan kondisi longsor di jalur pendakian.
Nisa menybut jumlah kunjungan wisata ke Gunung Bromo di bulan Oktober dan November sudah menurun sekitar 20 sampai 30 persen dari jumlah kunjungan rata-rata bulanan.
“Kami sebenarnya masih optimistis target kunjungan wisata bisa tercapai ketika status Bromo menurun dan pendakian Semeru dibuka kembali. Kami berharap jumlah kunjungan bisa meningkat di akhir tahun ini. Tapi begitu status Bromo meningkat bisa dikatakan pencapaian target sulit tercapai,” ujar Nisa pada Surya, Senin (7/12/2015).
Status Siaga gunung Bromo secara otomatis menutup semua titik lokasi tujuan wisata di kawasaan Gunung Bromo. Hal ini berbeda di saat kondisi Waspada, di mana saat itu batas larangan hanya berlaku hingga radius 1 km dari kawah Bromo. Saat itu pengunjung hanya dilarang mendekati kaldera Bromo, tapi masih diizinkan berada di lokasi sekitar Bromo.
“Sekarang ke lautan pasir dan Savana pun dilarang, praktis pintu masuk dari Cemoro Lawang ditutup total. Wisatawan yang ingin melihat panorama Bromo hanya bisa ke Penanjakan melalui pintu masuk Wonokitri, dari Pasuruan,” terang Nisa.
Data Balai Besar TNBTS menyebutkan jumlah kunjungan Wisnus di bulan September 2015 mencapai 388.031 wisatwan. Sedangkan jumlah pengunjung Wisman di bulan yang sama sebanyak 14.120 wisatawan.
Dari jumlah pengunjung di kawasan TNBTS di bulan September itu tercatat jumlah pengunjung yang melalui pintu masuk Cemoro Lawang mencapai 7.068 wisatawan. Sedangkan yang masuk melalui Wonokitri sebanyak 3.335 wisatawan. Sisanya masuk melalui pintu masuk Tumpang dan Ranupani.
Bila target jumlah kunjungan wisata tidak tercapai, berarti target pendapatan dari tiket masuk kawasan Taman Nasional itu juga dipastikan tidak tercapai.
Di tahun 2014 wisatawan yang berkunjung ke TNBTS memberi sumbangan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 15.171.196.500. PNBP dari penjualan tiket masuk di tahun 2015 sampai bulan September tercatat sebesar Rp 12.739.914.238.
“Di bulan Oktober PNBP sekitar Rp 13,3 miliar dan di bulan November sekitar Rp 14 miliar, target kami di tahun ini Rp 16 miliar,” ungkap Nisa.