Malang Raya

Ingin Mengurai Kemacetan di Kota Besar? Lakukan Kebijakan Seperti Ini

Dia memberi contoh tarif parkir di Kyoto yang bisa mencapai Rp 2 juta per bulan. Sedang di kota metropolis seperti di Tokyo malah mencapai Rp 5 juta

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: musahadah
surya/sylvianita widyawati
Associate Proffesor Kakuya Matshishima dari Universitas Kyoto saat memberikan kuliah tamu bertajuk Transportation Infrastrutur Development Financing pada mahasiswa prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jumat (11/12/2015). 

SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU – Banyak cara dilakukan untuk mengurangi kemacetan di kota besar. Di antaranya dengan menerapkan moda transportasi publik dan kebijakan yang mendukungnya.

Hal ini disampaikan Associate Proffesor Kakuya Matshishima dari Universitas Kyoto saat memberikan kuliah tamu bertajuk "Transportation Infrastrutur Development Financing" pada mahasiswa prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jumat (11/12/2015).

Menurutnya kebijakan seperti menaikkan tarif parkir, meningkatkan biaya suku cadang, bahan bakar, hingga pajak kendaraan bermotor membuat masyarakat beralih ke transportasi publik dan tentu saja bisa mengurai kemacetan.

Dia memberi contoh tarif parkir di Kyoto yang bisa mencapai Rp 2 juta per bulan. Sedang di kota metropolis seperti di Tokyo malah mencapai Rp 5 juta per bulan.

Hal ini membuat warganya lebih memilih memanfaatkan transportasi publik dibandingkan memiliki kendaraan sendiri.

”Di sejumlah kota besar, moda transportasi umum sudah ada seperti bus kota, busway, komuter hingga angkot. Namun nampaknya tak mengurangi minat memiliki kendaraan bermotor karena setiap pemilik memiliki alasan pribadi,” kata dosen di Graduate School of Engineering Universitas Kyoto.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved