Fasilitas Publik Malang Raya

JPO Kota Malang Gak Terawat, Warga Diimbau Tak Jalan Sendirian

Sebagian warga Kota Malang masih banyak yang enggan menggunakan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO).

Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Purwanto
JPO KUMUH - Bocah melihat kendaraan dari Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Jalan Merdeka Utara, Kota Malang, Minggu (14/9). Sejumlah JPO di Kota Malang kurang perwatan dan terkesan kumuh. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Sebagian warga Kota Malang masih banyak yang enggan menggunakan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). Warga lebih memilih langsung menyeberang jalan meskipun arus kendaraan cukup ramai.

Seperti yang terlihat di Jalan Jaksa Agung Suprapto dan Jalan Ahmad Yani. Meski terdapat JPO berangka besi dengan kondisi cukup terawat, masih banyak warga yang enggan memanfaatkannya.

Sejumlah JPO sangat minim penerangan saat malam hari. Kondisi ini justru dapat membahayakan warga yang melintas karena rentan menjadi korban kejahatan.

Seorang warga, Joko mengaku enggan menggunakan JPO di Jalan Jaksa Agung Suprapto. Capek dan harus memutar terlebih dahulu membuat Eko lebih memilih langsung menyeberang jalan.

"Kalau lewat JPO, saya harus berjalan agak jauh, terus naik, lalu turun tangga di dekat Polresta Malang Kota. Malah ribet, lebih enak langsung menyeberang jalan," kata Joko kepada SURYAMALANG.COM, Minggu (14/9).

Joko mengakui menyeberang jalan memang sangat berbahaya. Namun, Joko memastikan menyeberang jalan dengan hati-hati dan tidak sampai mengganggu arus lalu lintas. "Kalau mau menyeberang kan harus lihat kondisi jalannya. Kalau sudah agak sepi, saya baru berani menyeberang jalan," tambahnya.

Warga lain, Nasrullah mengaku enggan menggunakan JPO di Jalan Ahmad Yani karena tidak mau repot naik-turun tangga. "Capek kalau naik-turun tangga, mending langsung menyeberang di jalannya," kkata Nasrullah.

Kondisi sejumlah JPO di Kota Malang kurang terawat, dan bahkan terkesan kumuh. Misalnya kondisi JPO di Jalan Merdeka Utara dekat Alun-Alun Merdeka.

Kondisi JPO warna krem tersebut sangat memprihatinkan, dan banyak coretan di berbagai sisi JPO. Meskipun berada di pusat keramaian, kondisi JPO tersebut rentan terjadi kejahatan. Sebab, di kanan dan kiri JPO terpasang papan reklame ukuran besar yang menutupi badan JPO.

"JPO di Kayutangan masih bermanfaat. Tapi JPO lain, seperti di Alun-Alun Merdeka, memang tidak optimal. Kami akan koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Kota Malang dan Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kota Malang karena JPO itu merupakan aset milik Pemkot Malang," kata Widjaja Saleh Putra, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, Selasa (9/9).

Jaya menegaskan fungsi utama JPO adalah keselamatan penyeberang jalan. Namun, perilaku masyarakat yang lebih mementingkan kecepatan dibanding keselamatan membuat fasilitas tersebut kurang diminati.

Pemkot Malang juga membuka peluang kerja sama dengan pihak ketiga untuk pengelolaan JPO, termasuk dengan skema iklan. "JPO itu memang aset tetap milik Pemkot, tapi pemanfaatan bisa dikerjasamakan," tambahnya.

Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Sirraduhita pun mengakui pemanfaatan JPO masih rendah. Politisi PDIP ini mencontohkan JPO di sekitar Alun-Alun Merdeka dan JPO di depan RS Saiful Anwar (RSSA) yang cenderung sepi digunakan pejalan kaki. Dishub pun sempat membongkar sejumlah JPO yang tidak efektif, seperti JPO di Jalan Ahmad Yani sisi utara atau di Balearjosari.

Amithya menyebutkan perlu integrasi antara halte dan JPO agar dapat menunjang kenyamanan pengguna transportasi publik. "Fasilitas itu harus nyaman supaya warga terbiasa menggunakannya sesuai koridor," kata Amithya.

Sementara itu, Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdiyanto mengakui kondisi sejumlah JPO di Kota Malang rentan terjadi kejahatan. Yudi mengimbau warga tetap berhati-hati dan waspada saat berjalan di JPO.

"Jangan melewati JPO sendirian, lebih baik ajak teman saat melintas di JPO. Selain itu, hindari berjalan di JPO saat kondisi terlalu malam maupun dini hari," kata Yudi.

Yudi belum mengetahui pernah terjadi kejahatan di JPO atau tidak. "Saya perlu cek data dulu untuk mengetahui ada atau tidaknya laporan kejahatan di JPO," tambahnya.(Kukuh/Benni Indo)

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved