Malang Raya

Manfaatkan Jasa Ekspedisi, Ini Rahasia Dina Reguk Sukses di Bisnis Online

Dina juga mengaku, bekerjasama dengan jasa ekspedisi pengiriman barang, untuk menekan ongkos kirim. Dalam hal ini, Dina bekerjasama dengan JNE.

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Aji Bramastra
suryamalang.com/aflahul abidin
Dina, menunjukkan stiker yang ia jual lewat online. 

SURYAMALANG.COM - Banyak orang memutuskan keluar dari satu pekerjaan dengan alasan jenuh. Sayang, banyak juga yang belum menyiapkan pekerjaan penganti setelah itu.

Efek lanjutannya bisa ditebak: menganggur, kehabisan uang, dan depresi. Hal itu pula yang pernah dialami Dina Sri Agustin.

Untungnya, wanita yang tinggal di Desa Sumber Porong, Lawang, Malang, itu bisa segera bangkit. Kini, dengan pemasukan rata sekitar Rp 16 juta per bulan sebagai seller salah satu mal online besar di Indonesia, ia tak lagi menyesal meninggalkan pekerjaan lamanya bergaji Rp 2 juta per bulan.

Dina mengaku cepat bosan dengan rutinitasnya sehari-hari. Saat itu pertengahan tahun 2013.

Bekerja belasan tahun sebagai supervisor salah satu penyedia layanan telepon selular di Madura, ia merasa keadaan ekonominya tak juga makmur. Maklum, gajinya saat itu hanya rata-rata upah minimum regional di sana.

Sementara kebutuhan sehari-hari juga terus meningkat.

"Saat itu saya berada di titik puncak kejenuhan. Maka saya mantapkan diri untuk resign," tutur Dina.

Keputusan Dina itu tak dibarengi kesiapan mental dan finansial yang matang. Pada pekan-pekan awal, ia masih merasa yaman hidup dengan uang tabungan.

Tapi ketika sudah menganggur tiga bulan, ia mulai kepayahan. Nominal saldo rekening semakin sedikit.

Selepas itu, Dina mulai aktif berseluncur di dunia internet. Wanita kelahiran 31 Agustus 1977 itu berusaha mengorek informasi lowongan kerja dari sana.

Saat asyik berselancar, tak sengaja ia menemukan situs salah satu mal online. Naluri wanitanya mulai muncul. Ia jelajahi situs itu hingga puluhan klik.

Tetapi, saat ingat bahwa kondisi finansialnya kurang mendukung untuk membeli sesuatu dari sana, ia kembali berfokus pada tujuan awal, yakni mencari kerja. Perkenalan dengan situs mal online pun berhenti saat itu juga.

Di waktu lain, salah satu adik ipar Dina yang berasal dari luar kota berkunjung ke rumahnya. Oleh-oleh yang dibawa: sebuah wall sticker ukuran besar bermotif kembang.

Dina pun mendapat inspirasi berjualan barang ini.

"Itu yang membawa saya saat ini menjadi seller wall sticker di situs tersebut," lanjutnya.

Dengan modal awal Rp 500 ribu hasil penjualan perhiasan simpanan, ia mantap berfokus menjadi penyuplai wall sticker untuk orang-orang di hampir seluruh kota besar di Tanah Air.

Hasilnya cukup memuaskan. Di bulan-bulan awal, Dina sudah bisa mengumpulkan kembali pundi-pundi uang sebanyak yang pernah dia dapat dari bekerja sebagai supervisor.

"Pada bulan ke empat, saya sudah berani mengajukan kredit mobil sebagai penganti motor saya yang hilang," ungkapnya bangga. Saat ini, setelah hampir dua tahun berjalan, pendapatan Dina per bulan rata-rata Rp 16 juta. Bagi Dina, hasil itu lebih dari cukup buat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Tekan Ongkos Kirim

Di rumahnya saat ini, ratusan wall sticker tertumpuk di salah satu sudut ruangan. Ornamen diding rumahnya pun penuh hiasan tersebut.

Sekali berbelanja, Dina bisa menghabiskan uang sekitar Rp 15 juta. Itu ia lakukan berkali-kali dalam sebulan.

Nah, saingan penjual wall sticker di mal online yang sama maupun yang berbeda diakui Dina sebagai tantangan. Menurut dia, meski penjual barang serupa semakin banyak, kepercayaan pelanggan menjadi hal yang tak tergantikan.

"Kita yang tinggal di Malang ini punya kelebihan. Harga pengiriman paket dari Malang adalah yang paling murah menurut saya dibanding kota lain di Jawa Timur," kata Dina.

Dina juga mengaku, bekerjasama dengan jasa ekspedisi pengiriman barang, untuk menekan ongkos kirim. Dalam hal ini, Dina bekerjasama dengan JNE.

"Itu yang harus kita manfaatkan," ungkapnya.

Ia mengaku sudah menyoba bekerja sama dengan layanan pengantar barang yang ada di Kota Malang. Namun, pilihan terakhirnya jatuh pada perusahaan itu.

Kata dia, dengan kerja sama, pengiriman barang dari Malang ke seluruh daerah di Indonesia bisa lebih murah di banding yang lain.

"Enggak tahu kenapa. Mungkin karena ada kerja sama, ya?" tuturnya.

Sebenarnya, selain mal online, Dina juga membuat situs pribadi dan membikin akun-akun untuk mempromosikan produknya di Facebook dan Twitter.

Tapi, dari pengalaman dia, respons pembeli paling besar berasal dari mal online. Karena itu, situs web dan akun jejaring sosial hanya dia manfaatkan untuk beberapa waktu saja. "Saya pikir di mal online lebih efektif," ungkapnya. (Aflahul Abidin)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved