Malang Raya

Wuiih, 60 Persen Siswa SMK Ingin Bekerja

"Dengan pemisahan itu akan memudahkan siswa melakukan penanganan kepada siswa,"

SURYAMALANG.COM//Sylvianita Widyawati
Kadindik Kota Malang, Zubaidah meresmikan kopsis di SMPN Satu Atap Lesanpuro disela kegiatan sertijab kepala sekolah baru, Selasa (12/1/2015). 

SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU -  Sejak siswa duduk di kelas XII di SMK PGRI 3 Malang, sekolah sudah melakukan pemisahan. Mana yang pilih kerja, meneruskan kuliah, wirausaha dan ke akademi militer.

"Dengan pemisahan itu akan memudahkan siswa melakukan penanganan kepada siswa," jelas
Ervin Kurniawan, staf humas SMK PGRI 3 kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (12/1/2016).

Hasilnya, terbanyak siswa, yaitu 60 persen ingin bekerja. Sisanya, 30 persen kuliah, kemudian wirausaha dan ke akademi militer. Jika sekolah sudah mengetahui orientasi siswa usai lulus sekolah, maka pihak sekolah tinggal mencarikan jalannya.

Seperti siswa yang sebagian besar ingin bekerja, SMK PGRI 3 bekerja sama dengan berbagai perusahaan melakukan rekrutmen tenaga kerja. Sedang yang ingin kuliah, sekolah mengundang perguruan tinggi untuk sosialisasi.

Sementara yang ingin melanjutkan ke akmil, jika jumlahnya tidak banyak, sekolah membantu memberikan informasi. Seperti saat ada pendaftaran dll.

Untuk yang ingin bekerja, sudah dilakukan rekrutmen tenaga kerja pada Desember 2015 lalu. Kemudian pada Januari sampai Februari 2016. Seperti pada Selasa (12/1/2016), dilakukan rekrutmen terbuka untuk PT Cipta Futura di Muara Enim, Sumatera Selatan.

"Ada 350 siswa mengikuti. Selain siswa SMK PGRI 3, juga siswa dari SMK lain di Malang Raya. Yang lolos akan direkrut jadi operator produksi," jelas Ervin yang juga staf Bursa Kerja Aktif (BKA) itu.

Menurut dia, sebanyak 30 persen siswa kelas 12 sudah diterima bekerja di berbagai tempat usaha.

Indah Novianti, staf HRD PT Cipta Futura menyatakan perusahaannya bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan memiliki pabrik memproduksi CPO (Crude Palm Oil) untuk dipasok ke pabrikan.

"Kita biasanya memang melakukan rekrutmen tenaga kerja misalkan ke sekolah-sekolah," kata dia.

Sebab ada yang resign. Sehingga untuk mengisi kekosongan diperlukan rekrutmen tenaga kerja baru.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved