Blitar

Gugat Pengambilalihan SMA/SMK, Wali Kota Blitar Dielu-elukan Warganya

"Jangan sampai masyarakat saya, nggak bisa sekolah karena beralasan tak punya uang. Karena itu, sekolah gratis itu saya perjuangan sungguhan,"

Penulis: Imam Taufiq | Editor: musahadah
surya/imam taufiq
Puluhan ribu masyarakat tumplek blek di halaman Pemkot Blitar untuk mendukung gugatan yang diajukan wali kota ke Mahkamah Konstitusi, Selasa (15/3/2016) 

SURYAMALANG.COM, BLITAR - Kedatangan puluhan ribu massa di depan kantor Pemkot Blitar langsung disambut antusias Wali Kota Blitar Muhamad Samanhudi Anwar

Dia langsung naik ke panggung di halaman kantor Pemkot Blitar, Selasa (15/3/2016).

Saat ke panggung itulah ia langsung dielu-elukan pendemo karena dianggap berani memperjuangkan sekolah gratis di kotanya.

Di depan pendemo, wali kota dua periode ini membakar semangat warganya.

Menurutnya, langkah yang diambilnya itu bukan buat dirinya, seperti melakukan pencitraan apalagi popularitasnya.

Namun  semata-mata demi masyarakatnya, agar bisa sekolah semua, dengan tak dibebani biaya sekolah.

"Jangan sampai masyarakat saya, nggak bisa sekolah karena beralasan tak punya uang. Karena itu, sekolah gratis itu saya perjuangan sungguhan,," ujar Samanhudi dalam orasinya, yang disambut aplaus pendemo.

Meski sudah direalisasikan pendidikan gratis selama memimpin lima tahun, namun Samanhudi tetap berjanji akan membuat gebrakan kembali.

Selain akan diberi uang saku, para siswa juga akan diberi sepeda pancal, sehingga tak ada siswa yang jalan kaki ke sekolah.

"Seandainya langkah yang saya ini, ada risikonya, saya siap menanggungnya. Bahkan, saya siap dipecat demi membela rakyat saya, agar bisa mengenyam pendidikan gratis. Ini kami lakukan demi mencerdaskan anak bangsa," ujarnya, yang lagi-lagi disambut aplaus pendemo.

Begitu turun dari panggung, Samanhudi kembali dielu-elukan. Bahkan, para wali murid langsung berebut bersalaman. "Kami bangga punya wali kota seperti bapak, yang tegas dan berani. Karena itu, kami para wali murid siap di belakang pak wali kota, bila perjuangan ini ada risikonya," ujar Hari Subagyo (50), yang anaknya sekolah kelas enam SD saat bersalaman dengan Samanhudi.

Sebelum membubarkan diri, seperti demo sebelumnya, mereka membubuhkan tanda tangan dukungan di kain putih sepanjang 1 km.

"Kami, para orangtua siswa sudah merasakan pendidikan gratis ini selama liima tahun. Dan, itu sangat membantu rakyat karena tak ada iuran apa-apa, mulai SPP, uang gedung, termasuk seragam sekolah, dan buku, diberi cuma-cuma. Namun, program yang pro rakyat begini kok malah akan diubah. Karuan, kami nggak setuju," ujar Ny Sujiati (48), yang anaknya sekolah di SDN Plosokerep 03, Kecamatan Sanan Wetan.

Usai membubarkan diri, para siswa kembali ke sekolahnya masing-masing, untuk melanjutkan pelajaran. Begitu juga para PNS, kembali bekerja.

Seperti diketahui, gugatan wali kota Samanhudi terkait masalah itu telah didaftarkan ke Mahkamah Konstitusi (MK), Senin (7/3) lusa.

Tiga hari kemudian atau Kamis (10/3) siang lalu muncul gelombang aksi yang dilakukan 1.000 orang, untuk mendukung langkah wali kota itu. Sekitar 1.000 orang menggelar aksi damai di halaman Pemkot Blitar. Saat itu, massa berasal dari semua pelajar SMA/SMK se-Kota Blitar, para gurunya, dan para orangtua siswa.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved