Malang Raya

Penjual Stiker Arema Usiar Kampanye Sosial Malang, Karena ini

Kampanye sosial Malang ini berlangsung di 10 titik. 10 titik ini juga merupakan titik di mana tempat berkumpulnya para anjal dan gepeng.

Penulis: Sany Eka Putri | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo
Suasana kampanye sosial, oleh 17 komunitas se Malang, Minggu (15/5/2016). 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Untuk menindaklanjuti peraturan daerah tentang sanksi bagi yang memberi kepada Anjal (anak jalanan), Gepeng (gelandangan dan pengemis) di Kota Malang, Dinas Sosial Kota Malang menggandeng 17 komunitas sosial untuk mengadakan kampanye, Minggu (15/5/2016).

Kampanye sosial Malang ini berlangsung di 10 titik. 10 titik ini juga merupakan titik di mana tempat berkumpulnya para anjal dan gepeng.

Di tengah-tengah aksi, di perempatan lampu merah Lapangan Rampal, aksi yang dilakukan oleh beberapa komunitas ini diusir oleh anjal. Dari pantauan SURYAMALANG.COM, anjal yang saat itu berjualan stiker Arema, merasa terusik dengan kehadiran aksi kampanye ini.

"Sudah aksinya. Jangan di sini. Ini tempat cari uang. Bantuan belum ada, sudah aksi," ucap seorang pemuda yang berjualan stiker Arema di sisi selatan jalan perempatan itu.

Namun, karena para peserta aksi kampanye tak ingin terjadi adu mulut lebih lama, maka mereka lebih memilih mengalah pindah ketempat yang lain.

Kampanye yang dilakukan ini memamg lepas dari pengawasan pengamanan Satpol PP dan Polisi. Seperti yang terlihat di lokasi lain seperti, perempatan Kayutangan, Depan Masjid Sabilillah, dan masih banyak lagi.

Annisatul Izzah , Wakil Ketua Umum Komunitas Ketimbang Ngemis Malang yang ikut aksi mengatakan bahwa aksi yang pertama kali dilakukan ini segala resiko sudah diperhitungkan. Termasuk hal yang terjadi ini.

"Pasti ya akan ada reaksi dari mereka, tetapi kami tetap melakukan komunikasi secara langsung. Ada pendekatan langsung dari kami," ujar dia.

Ia menambahkan untuk keseluruhan aksi ini memang ditujukan sebagai imbauan kepada masyarakat agar tidak memberi uang kepada gepeng, anjal.

Kepala Dinas Sosial Kota Malang, Sri Wahyuningtyas, menambahkan kegiatan ini untuk membantu mengurangi jumlah gepeng dan anjal, yang jumlah totalnya mencapai 500.

"Kenapa di sini banyak, karena kami tidak ada Liponsos. Tetapi kami sudah mempersiapkan proposal untuk mengajukan penganggaran pegadaan Liponsos," ujar dia saat ditemui Surya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved