Blitar

Kecil-kecil Licin, Jejak Napi Anak yang Kabur Susah Dideteksi

Dua hari kabur dari Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas 1 Blitar, Ap (17), napi anak kasus pencurian sepeda motor (curanmor), bak hilang...

Penulis: Imam Taufiq | Editor: musahadah
surya/imam taufiq
Sarung Ap tertinggal di tralis ventilasi ruangan isolasi tempat dirinya ditahan sehabis kabur yang pertama. 

SURYAMALANG.COM, BLITAR - Dua hari kabur dari Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas 1 Blitar, Ap (17), napi anak kasus pencurian sepeda motor (curanmor), bak hilang ditelan bumi.

Betapa tidak, petugas sudah menyisir dalam kota, termasuk mendatangi ke rumahnya, di Desa Kebonduren, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, namun tak ditemukan.

Akhirnya, Selasa (17/6/2016) siang, perburuan terhadap Ap itu dilakukan ke luar kota.

Salah satunya ke Tulungagung karena ia punya keluarga di kota penghasil batu marmer tersebut.

"Ya, mulai hari ini, petugas bergerak ke sana (Tulungagung). Sebab, dicari di dalam kota, termasuk beberapa tempat yang diperkirakan disinggahi, namun tak ada jejaknya," ungkap Kristiyanto, Kepala LPKA kelas 1 Blitar, Selasa (17/5/2016).

Perburuan di arahkan ke Tulungagung itu bukan tanpa alasan. Menurutnya, selain dia punya keluarga di sana, petugas menemukan jejaknya di Terminal Patria, Minggu (15/6/2016) malam atau beberapa jam setelah berhasil kabur dari LPKA.

Kemungkinan, ia sempat luntang-lantung sebentar di terminal, baru akhirnya naik bus.

"Anggota menunjukkan fotonya ke beberapa kondektur bus di Terminal Patria. Ternyata, ada yang mengenali anak-anak dengan ciri-ciri seperti dia itu naik bus ke arah Tulungagung," paparnya.

Apa ia punya ongkos naik bus? Menurutnya, dia memang tak punya uang sama sekali.

Sebab, selain tak pernah dibezuk keluarganya selama di LPKA, juga selama seminggu lalu, ia tak pernah berinteraksi dengan napi lainnya.

Sebab, ia ditempatkan di ruangan isolasi karena telah melakukan kesalahan. Yakni, kabur dari LPKA dan ketangkap di kandang ayam.

Namun dugaan pihak LPKA, dia itu yang mencuri jam tangan di rumah dinas petugas sipir, Minggu (15/6/2016) siang, bersamaan dia ke luar dari dalam LPKA. 

Sebelum ke jalan raya, ia menyatroni rumah dinas itu, yang bersebelahan dengan LPKA.

Jam tangan milik petugas sipir itu diembat, setelah ia berhasil mencongkel pintu dapur.

Saat itu, rumah dinas itu kosong karena ditinggal piket.

"Kalau benar, dia itu pelakunya, berarti punya uang buat ongkos naik bus, setelah menjual jam tangan curian tersebut," tuturnya.

Seperti diketahui, Ap dalam seminggu ini sudah dua kali kabur dari LPKA.

Sebelumnya, Minggu (8/5/2016) siang lalu, ia kabur dari LPKA itu setelah melewati pagar tembok dengan dilengkapi pengamanan kawat berduri.

Dua hari kemudian, Selasa (10/5/2016) malam lalu, ia berhasil tertangkap kembali, saat bersembunyi di kandang ayam, yang berjarak 3 km dari rumahnya.

Di luar dugaan petugas, Minggu (15/5/2016) siang kemarin, ia kembali kabur.

Untuk kaburnya yang kedua ini merupakan tamparan bagi pihak LPKA. Sebab, ia kabur saat dikurung di ruangan isolasi, yang dikenal pengamanannya super ketat.

Selain tak boleh ditemui siapapun, bahkan tak sembarangan petugas bisa masuk ke ruangan itu, juga dipasang CCTV di depan pintu besi ruangan tersebut.

Ap berhasil kabur, dengan cara yang sulit dilogika karena harus melewati banyak rintingan.

Itu diketahui Minggu sore saat petugas mengantarkan makanan.

Ap sudah tak ada, dan ditemukan sarungnya, yang diikatkan pada tralis ventilasi, yang setinggi 3 meter dari lantai.

Berhasil memanjat ke tralis ventilasi, ia menjebol plafon papan. Itu tak mudah karena harus menjebol pakunya.

Berhasil menjebol papan, rintangan berikutnya ia harus melewati kawat berduri, yang terpasang di balik plafon dan di bawah genting.

Itu rupanya berhasil direngangkan. Padahal, kawat itu cukup rapat karena hanya berjarak sekitar 3 jari antarkawatnya.

Setelah melewati kawat berduri, ia membuka beberapa genting dan turun, tepat di lokasi kandang kambing.

Selanjutnya, ia melewati satu tembok berduri dan dua pintu besi. Dari dua pintu besi itu, hanya satu yang diberi kawat berduri, yakni di antara blok dapur dan bangunan bengkel.

Sementara, pintu terluar, tak ada kawat berdurinya karena langsung ke halaman LPKA dan jalan raya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved