Kota Malang

Dinas Pasar Usir Pengemis di Pasar Oro Oro Dowo Gara-gara Alasan ini

#Malang Kepala Dinas Pasar Kota Malang, Wahyu Setianto mengatakan, pasar tradisional percontohan se Nasional

Penulis: Sany Eka Putri | Editor: Adrianus Adhi
Kompas.com
Ilustrasi Pengemis 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Pasar Oro Oro Dowo yang sudah diresmikan pada 1 April kemarin, dan sudah berjalan selama satu bulan lebih ini ternyata masih dipantau oleh Dinas Pasar Kota Malang.

Hal ini dibuktikan dari sidak yang dilakukan oleh Dinas Pasar Kota Malang, Selasa (24/5/2016).

Terlihat ada satu pengemis di Pasar Oro Oro Dowo saat itu.

Dengan tegas, tim Dinas Pasar langsung mengimbau kepada pengemis itu untuk pergi dari Pasar Oro oro Dowo.

Kepala Dinas Pasar Kota Malang, Wahyu Setianto mengatakan, karena ini pasar tradisional percontohan se Nasional.

“Kami banyak kedatangan tamu dari luar pulau. Mereka banyak yang tertarik untuk datang ke Kota Malang dan pasti mampir ke pasar ini,” ujar dia kepada SURYAMALANG.COM sesaat setelah sidak di Pasar Oro-oro Dowo.

Tak hanya, mengusir pengemis saja, ternyata sepeda motor juga dilarang masuk ke dalam pasar ini. Setidaknya ada dua sepeda motor yang masuk ke dalam pasar ini.

Jelas, Wahyu sangat melarang kendaraan masuk ke pasar ini. “Hanya trolley saja yang boleh beroperasi di dalam pasar,” imbuhnya.

Terlihat, sebulan lebih setelah diresmikan, pasar ini ramai dikunjungi masyarakat.

Mereka juga banyak yang memanfaatkan trolley untuk barang bawaan. Ada sekitar 180 pedagang yang ada di Pasar Oro Oro Dowo.

Selain itu, Wahyu menambahkan akan ada rencana untuk menjadikan pasar di Kota Malang seperti pasar Oro Oro Dowo. Ia mengakui, baru pasar Oro oro dowo, pasar yang bisa dikatakan pasar tradisional yang layak.

“Saat ini akan merelokasi Pasar Bareng. Desember tahun ini ditargetkan selesai. Karena ini pakai dana pusat. Nanti 2017 kami akan merencanakan pasar Tawangmangu yang menggunakan dana APBD,” tutupnya dia.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, bahwa pasar oro-oro dowo ini mendapatkan dana dari Menteri Perdagangan sebesar Rp 7 Miliar.

Satu dari pembeli di pasar oro oro dowo, menilai pasar ini cukup dikatakan layak sebagai pasar tradisional.

“Kalau tempatnya bersih barangnya pasti bersih. Ya meskipun tadi sempat tahu kalau ada pengemis dan sedikit mengganggu, itu sudah biasa ya terjadi di pasar manapun,” tutur Cintya, pegawai Bank lokal.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved