Malang Raya

Alasan Warga Pinggir Sungai Brantas Setuju Rumah Mereka Dicat Warna-warni

Inilah pengakuan warga Pinggir Sungai Brantas setelah dinding dan atap rumah mereka dicat warna warni.

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo
Kondisi pemukiman warga di pinggiran Sungai Brantas yang dicat warna-warni di RW 9, Kelurahan Jodipan, Kota Malang, Kamis (16/6/2016). Pengecatan warna warni puluhan rumah ini membuat pemukiman yang semula nampah kumuh ini terlihat lebih berwarna dan segar 

SURYAMALANG.COM, BLIMBING - Kamis (16/6/2016) siang, Yudi (33) sibuk mengecat salah satu atap di rumah yang berada di pinggir Sungai Brantas di Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing.

Kuas yang ia pakai dikotori bercak pelbagai warna cat. Tangannya cekatan bergerak ke kanan-kiri memoles dengan tekun.

"Sudah sekitar sepuluh hari ini mengecetnya," kata Yudi, saat ditemui Surya Malang, Kamis.

Sebagian hasil pengecatan Yudi dan rekan-rekannya kini bisa dinikmati warga Kota Malang yang melintas di Jembatan Brantas.

Dari arah utara menuju ke selatan, pengendara motor, mobil, atau pejalan kaki, yang menengok ke pemukiman di bawah jembatan akan kagum melihat rumah yang dicat aneka warna: kuning, merah, merah muda, hijau muda, hijau tua, biru, cokelat, dan sebagainya.

Pemandangan itu mirip dengan pemukiman di daerah Kali Code, Yogyakarta. Atau kalau mau contoh yang agak lebay, pemandangan serupa bisa ditemui di Pulau Santorini, Yunani.

Hingga Kamis sore, pengecetan baru menyentuh RT 9 dan sebagaian RT 7 RW 2 kelurahan itu.

Rencanannya, pengecatan warna-warni bakal menyentuh hingga RT 6, atau hingga perbatasan dengan rel kereta api.

"Perintahnya untuk menyelesaikan sampai tuntas. Jadi tidak bisa dipastikan kapan selesainya. Selesainya ya kalau seluruhnya sudah dicat," ungkap Yudi.

Tapi, pengerjaan ini tak dilakukan Yudi sendiri. Selain Yudi, ada sembilan pengecat lain yang bekerja di sana.

Yudi dan teman-temannya harus berhati-hati betul selama mengecet ratusan rumah itu.

Apalagi, jika yang dicet adalah atap bagian rumah. Jika atapnya kokoh, mereka tak segan naik ke atas genting untuk mengecat dengan kuas. Jika tidak, pengecetan dilakukan dengan rol.

Progam CSR

Pengecatan ini bagian dari Tanggung Jawab Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) PT Intidayaguna Anekawarna, perusahaan yang memproduksi cat Decofresh.

Warga menyambut baik bantuan itu. Selain tampak lebih bersih, pengecatan juga membuat kampung mereka lebih menarik.

Sueb (31), warga RT 9, mengaku langsung mengizinkan saat petugas meminta izin pengecetan.

Apalagi, setelah sepuluh hari pengecetan itu, ia bisa melihat dampak yang cukup signifikan jika saat berjalan ke lokasi tersebut.

“Semua izinnya ada di kepala RW. Dan warga setahu saya semuanya setuju rumahnya dicat seperti ini," katanya.

Tak hanya sisi-sisi tembok yang tampak dipandang dari jembatan saja yang dicat, bagian depan dan samping rumah warga juga turut diperbarui warnanya.

Pengecetan satu rumah tak hanya mengunakan satu warna, namun ada juga yang sampai dua warna. Sementara bagian dalam rumah tak ikut diwarnai.

“Saya tidak pilih warna. Kebetulan saya inginnya warna hijau dan rumah saya ternyata juga dicat warna hijau,” tutur Ida (40), warga lain.

Selaras dengan pendapat Sueb, ia tak keberatan rumahnya diwarnai. Ia justru merasa senang dengan pewarnaan ini.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved