Malang Raya
Macet, Parkir, dan Sampah Jadi Keluhan Utama Warga Kota Malang
Yoyok, salah seorang warga yang sering melintas di jalan utama Kelurahan Balearjosari, Kecamatan Blimbing, misalnya, mengeluhkan tentang kemacetan
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM, KLOJEN – Macet dan sampah menjadi masalah utama yang paling sering dikeluhkan warga Kota Malang. Hal itu terlihat dari banyaknya pesan keluhan yang masuk ke Sambat Online, sistem pengaduan layanan publik yang diluncurkan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Malang 20 Mei lalu.
Data Diskominfo menunjukkan, hampir 70 persen sambatan warga lewat pesan pendek itu ditujukan bagi Dinas Perhubungan (Dishub) dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang. Pesan warga yang dikirim ke nomor 081333471111 itu akan terunggah ke situs Sambat Online Pemerintah Kota Malang dan dilanjutkan ke dinas terkait.
Yoyok, salah seorang warga yang sering melintas di jalan utama Kelurahan Balearjosari, Kecamatan Blimbing, misalnya, mengeluhkan tentang kemacetan yang sering terjadi di jalan utama wilayah itu.
“(Terminal) Arjosari arah ke Balearjosari macet total,” tulisnya dalam pesan pendek, Sabtu (31/8) siang. Hingga sore hari, pesan itu belum mendapat tanggapan dari dinas terkait.
Tak hanya sekali, dalam rentang waktu kurang dari lima menit, ia mengirimkan pesan pendek yang isinya kurang lebih sama.
Sementara keluhan terkait parkir liar dan jukir nakal juga banyak disampaikan warga ke sistem tersebut. Wahyu Agus Tubari, misalnya, mempersoalnya banyaknya jukir nakal yang tidak memberikan karcis kepada para pengguna parkir. Ia bahkan membandingkan kondisi peparkiran di Kota Malang dengan kondisi di Surabaya yang menurutnya lebih tertib.
“Masalah perparkiran ini sudah sangat meresahkan. Bahkan muncul julukan ‘Malang Kota Parkir’. Bahkan di tempat yang sudah ada tulisannya Bebas Parkir, masih banyak ditemui tukang parkir. Sedang pemilik usaha takut mengingatkan karena takut diancam,” keluhnya pada 13 Juni lalu.
Oleh Dishub, aduan itu ditanggapi dengan pesan yang normatif: Terima kasih sarannya sebagai masukan dan evaluasi untuk pembinaan petugas parkir di lapangan.
Sementara keluhan tentang sampah pernah disampaikan oleh warga bernama Resti. Ia mengeluhkan banyaknya warga yang membuang sampah di sepanjang jalan Makam Umum Kutho Bedah.
“Sangat mengganggu pejalan kaki. Sudah tidak ada trotoar, sampah pun berserakan,” sambatnya, Sabtu (31/8) siang. Oleh dinas terkait, pesan itu belum ditanggapi hingga sore hari.