Malang Raya

Tiga Desain Jembatan Dirancang Untuk Kampung Warna-Warni Kota Malang, Hmm Desain Mana yang Dipilih?

"Tiga rancangan itu sudah dipresentasikan ke pak rektor," jelas Jamrozi, dosen Komunikasi UMM kepada SURYAMALANG.COM

SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo
Kondisi pemukiman warga di pinggiran Sungai Brantas yang dicat warna-warni di RW 9, Kelurahan Jodipan, Kota Malang, Kamis (16/6/2016). Pengecatan warna warni puluhan rumah ini membuat pemukiman yang semula nampah kumuh ini terlihat lebih berwarna dan segar 

SURYAMALANG.COM, BLIMBING - Untuk meningkatkan destinasi wisata baru Kampung Warna-Warni, Jodipan-Kesatrian di bantaran Sungai Brantas Kota Malang, tim UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) sudah membuat tiga rancangan jembatan.

Selain itu juga konsep vertical garden di rumah warga menghadap sungai. Sehingga lokasinya akan semakin indah. "Tiga rancangan itu sudah dipresentasikan ke pak rektor," jelas Jamrozi, dosen Komunikasi UMM kepada SURYAMALANG.COM di lab komunikasi, Jumat (2/9/2016).

Pria yang merupakan dosen pembimbing kelompok Guys Pro, kreator kampung warna warni Jodipan menyatakan kreasi jembatan itu dibuat para mahasiswa yang pernah meraih juara 1 nasional kontes jembatan.

Menurut dia, tim dari jembatan masih minta minta waktu untuk detil teknisnya. Untuk presentasi dengan Walikota Malang, katanya, masih menunggu jadwal.

Tiga konsepnya yaitu satu mirip jembatan suramadu, satu desain seperti kupu-kupu. Satu lagi jembatan aksesorinya mirip di Taman Slamet. Mana nanti yang dipakai, kata dia, terserah Pemkot Malang sebagai pihak yang mengeksekusi.

Jembatan bentang nanti panjangnya 21 meter dengan lebar dua meter. Namun ada pemisah di tengahnya untuk dua arus. Meski jembatan bentang cor, namun penampakannya seperti jembatan gantung.

Jembatan nanti akan menyambungkan dua kampung. Sementara untuk konsep kampung tridi, direncanakan sebagai kampung pelangi.

Hal ini karena pemukiman warna sudah berpola belokannya. Sehingga menarik jika dikonsep per pola ada satu warna sehingga membentuk warna pelangi. Sehingga tampilannya akan beda dengan kampung warna warni.

Namun pantauan di lapangan, di kampung tridi seberang kampung warna warni, sudah ada yang mengecat warna warni. Sementara tentang keberadaan jembatan nanti, Jamrozi mengharapkan pintu masuk disatukan.

"Jika diberi jembatan, pintu masuk dua, kesannya sendiri-sendiri. Alangkah baiknya disatukan," sarannya. Sehingga wisatawan yang datang tidak membeli tiket sendiri-sendiri.

Konsep lain yang ditawarkan yaitu vertical garden untuk rumah warga yang menghadap sungai.

"Tentang konsep vertical garden ini bisa ditawarkan di tempat lain jika sudah dicat," kata Jamrozi. Sehingga kampung terlihat hijau.

Namun agar tidak sekedar kampung jadi objek, maka memang harus konsen ke pemberdayaan masyarakat. Gang-gang didesain klaster untuk produk pendukung wisata, seperti kerajinan, suvenir, kuliner.

"Sehingga tidak terkesan apa adanya jualan," kata dia.

Ide vertical garden kata dia setelah tim Dimpa, UKM pecinta alam UMM melakukan pemetaan dengan susur sungai. Sehingga mendapatkan konsep penghijauan dan akhirnya timbul ide vertical garden.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved