Blitar

Desa Jimbe, Ladang Sinden di Jawa Timur yang Terancam Punah, Tapi Kini Lahir Bibit-Bibit Baru

"Dulu itu, kalau ada orang mencari sinden, ya ke desa kami ini. Itu karena para wanitanya dulu itu rata-rata pesinden"

Penulis: Imam Taufiq | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/Imam Taufiq
Sinden cilik di Desa Jimbe, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar. 

"Justru, saya heran, anak-anak atau pelajar itu yang malah lebih berbakat. Bahkan, penampilannya tak kalah dengan ibu-ibu atau sinden sungguhan," tutur Rijanto, memujinya.

Ke depan, Rijanto berjanji, mereka perlu diberi wadah tersendiri, agar bisa menyalurkan bakatnya dan kian menambah ketertarikannya pada seni olah vokal suara tersebut. Minimal, harus sering ada pertunjukkan sinden, supaya mereka berkreasi.

"Kami akan memberikan wadah tersendiri, agar tak cukup hanya di paguyuban saja," paparnya.

Mengapa lomba sinden ini dilakukan di Desa Jimbe, bukan di kota? Menurutnya, itu selain menguri-nguri budaya, juga sekaligus untuk mengenang masa lalu, bahwa di Desa Jimbe dulu itu pernah berjaya. Yakni, tepatnya pada tahun 70-an, ada sekitar 100 sinden, yang asli Desa Jimbe dan tinggal di sini. Bakat itu didapat dari turun temurun orangtuanya.

"Dulu itu, kalau ada orang mencari sinden, ya ke desa kami ini. Itu karena para wanitanya dulu itu rata-rata pesinden. Namun sekarang ini sudah punah, tak ada lagi sinden di sini. Kalau toh ada mereka sudah tua-tua sehingga sudah lama tak main dan daya tariknya sudah tak ada." paparnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved