Travelling
Jualan Sebelum Ada PKI, Wedang Ronde Mbah Paiyem Disukai Presiden Soeharto dan Sri Sultan HB X
"Saya lupa pindah di sini (Jalan Kauman) kapan, tapi sudah lama saya di sini dari harga ronde masih Rp 1.500 sampai sekarang Rp 5.000," ucapnya.
Namun, sepeninggal suaminya dan karena usianya sudah 85 tahun, Paiyem sudah tidak kuat lagi mendorong gerobaknya dari rumahnya di Kadipaten Kulon menuju ke Jalan Kauman. Kini, dia dibantu putranya yang keenam mendorong gerobak hingga memasangkan terpal.
"Itu anak saya yang keenam, setiap hari bantu dorong gerobak. Setelah itu pulang nemani cucu belajar, yang jualan saya," ucapnya.
Langganan Soeharto
Dilihat sepintas, wedang ronde milik Paiyem tak berbeda dengan yang lainnya. Namun, di balik kesederhanaan gerobak dan tempatnya berjualan yang hanya di pinggir jalan, ternyata rasa wedang rondenya ini digemari oleh Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto.
Ketika Soeharto masih menjabat sebagai Presiden, wedang ronde Paiyem sering dipanggil datang ke Istana Negara Gedung Agung.
"Ya dulu sering dipanggil ke Istana Gedung Agung. Ya seneng, bangga wedang ronde saya diundang ke Istana Negara (Gedung Agung)," ucapnya.
Nenek yang telah memiliki 11 cucu ini lalu bercerita, ketika berjualan di Pasar Ngasem Kota Yogyakarta, ada seorang ajudan Soeharto yang datang. Sang ajudan meminta agar Paiyem datang karena Soeharto sedang di Yogyakarta dan ingin wedang ronde.
Kesempatan itu tak hanya datang sekali. Paiyem ingat, dia diundang beberapa kali untuk menjamu para tamu negara yang datang ke Gedung Agung Yogyakarta.
"Saya hanya membuat, yang melayani dan menyerahkan ke Pak Suharto, Ajudanya. Kalau ada tamu negara juga sering diundang ke istana," kata Paiyem sambil tersenyum.
Dulu, lanjutnya, wedang rondenya juga sering dipesan untuk acara-acara pernikahan di Yogyakarta. Bahkan wedang ronde Paiyem pernah dipanggil ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat saat acara pernikahan salah satu Putri Sri Sultan HB X.
"Kalau sekarang di acara pernikahan saya sudah tidak kuat lagi," tuturnya. (Wijaya Kusuma)