Probolinggo

Terhalang Masjid dan Makam, Inilah yang Nantinya Terjadi pada Rute Tol Pasuruan-Probolinggo

"Makanya begitu semuanya sepakat, kami langsung bayar ganti rugi tol hari ini agar cepat terselesaikan dan tidak ada tanggungan,"

Penulis: Galih Lintartika | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/Galih Lintartika
Warga Desa Tongas Wetan, Kecamatan Tongas, Probolinggo saat menandatangi pembayaran ganti rugi atas lahan yang digunakan untuk pembangunan Tol Paspro. 

SURYAMALANG.COM, PROBOLINGGO - Proses pembebasan lahan untuk pembangunan Tol Pasuruan-Probolinggo (Paspro) yang sempat terkendala di Desa Tongas Wetan, Kecamatan Tongas, Probolinggo akhirnya terselesaikan.

Sebelumnya, proses pembebasan lahan di kawasan ini sempat terganjal lahan makam dan masjid desa setempat. Kontruksi bangunan tol yang direncanakan sepanjang 31,30 Kilometer (Km) melewati makam dan masjid.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Tol Pasuruan-Probolinggo Kementerian PU dan Perumahan Rakyat, Agus Minarno mengatakan, pihaknya memilih untuk tidak ribet dalam menyelesaikan persoalan ini. Mengingat deadline pembebasan lahan itu Desember harus selesai.

"Terpaksa kami geser sedikit. Jadi kontruksi bangunan tol bergeser dari semula, tidak lewat makam dan masjid melainkan lewat pemukiman," katanya saat pembayaran ganti rugi di Desa Tongas Wetan, Kecamatan Tongas, Senin (5/12/2016) sore.

Dia mengatakan, pergesaran ini pun jaraknya tidak jauh dari lokasi awal. Perkiraan kontruksi akan bergeser sekitar 10 - 12 meter dari semula. Untungnya lagi, kata dia, lokasinya pun masih satu desa sehingga mudah untuk dibebaskan.

"Makanya begitu semuanya sepakat, kami langsung bayar ganti rugi tol hari ini agar cepat terselesaikan dan tidak ada tanggungan," terangnya.

Selain tidak ingin ribet, kata Agus, pihaknya juga ingin menjaga situasi dan kondisi yang ada di Desa Tongas Wetan ini. Ia berharap warga tetap kondusif dan tidak ada konflik yang terjadi.

"Yang saya jaga aslinya itu agar tidak ada gejolak di masyarakat. Makanya, begitu tahu jalan tol ini melewati makam dan masjid, saya mencari solusi lain. Toh dipindahkan juga tidak akan berpengaruh apapun," ungkapnya.

Dikatakan Agus, paska pembayaran ganti rugi di Desa Tongas Wetan ini, ada kenaikan sedikit untuk progres pembangunan Tol Paspro ini. Saat ini, presentase pembangunannya sudah mencapai 75 persen.

"Sisanya akan kami kebut selama sebulan ini. Maksimal awal tahun , sudah tidak ada kendala dalam pembebasan lahan dan lahan sudah siap dibangun jalan tol," tandasnya.

Sedangkan kendala dari pemilik lahan secara keseluruhan, kata Agus, hanya disebabkan karena belum selesainya administrasi. Di antaranya karena masalah hak  waris pemilik lahan atau tanah yang sudah terlanjur digadaikan.

"Pada prinsipnya bisa terselesaikan, hanya butuh waktu saja. Kami juga sangat menghindari adanya konsinyasi dalam proses pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol ini," imbuh Agus.

Dalam hal ini, harga lahan yang dibayarkan oleh pihak Kementerian PU-PR untuk lahan tol Paspro, paling rendah sebesar Rp 260 ribu/meter persegi dan paling tinggi Rp 580 ribu/meter persegi, tergantung dari letaknya.

Sekadar diketahui, tol Paspro ini rencananya akan dibangun dengan panjang 31,30 Kilometer (Km). Pembangunanya ada tiga sesi, yakni sesi satu, dua, dan tiga. Untuk sesi satu, nantinya akan melewati Grati - Nguling sepanjang 8 km. Sesi dua, perbatasan Nguling, Pasuruan - Sumberasih, Probolinggo sepanjang 6 Km.

Sesi tiga akan melewati Sumberasih - Leces sepanjang 17,30 km. Tol ini diperkirakan membutuhkan lahan sekitar 271 hektar dan atau sekitar 3000 bidang. Nantinya, akan ada tiga simpang susun yakni Tongas, simpang susun Probolinggo Barat, Simpang Susun Leces.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved